Hujan Gandeng Angin Kencang Memorakporandakan 5 Desa di Bandung

Lima desa terdampak angin kencang itu yakni Desa Margaasih, Narawita, Nagrog, Babakan Peteuy, dan Desa Dampit

oleh Liputan6.com diperbarui 02 Nov 2020, 01:00 WIB
Diterbitkan 02 Nov 2020, 01:00 WIB
Ilustrasi - Hujan lebat disertai puting beliung di Wangon, Banyumas. (Foto: Liputan6.com/BPBD BMS/Muhamad Ridlo)
Ilustrasi - Hujan lebat disertai puting beliung di Wangon, Banyumas. (Foto: Liputan6.com/BPBD BMS/Muhamad Ridlo)

Liputan6.com, Bandung - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung mencatat ada sekitar 30 rumah yang mengalami kerusakan akibat diterpa hujan disertai angin kencang di Kecamatan Cicalengka, Minggu.

Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kabupaten Bandung, Jawa Barat Hendra Hidayat mengatakan peristiwa hujan disertai angin kencang itu terjadi hingga menyebabkan sejumlah pohon tumbang dan menimpa rumah, mulai pukul 14.30 WIB hingga 16.55 WIB.

"Lokasi terdampak angin kencang di Cicalengka ada di lima desa, mulai dari rusak ringan, rusak berat, hingga terendam air," kata Hendra di Bandung, dikutip Antara.

Dia menyampaikan, lima desa itu yakni Desa Margaasih, Narawita, Nagrog, Babakan Peteuy, dan Desa Dampit. Rumah rusak yang paling banyak terjadi di Desa Margaasih.

Di desa tersebut, ada empat rumah yang mengalami rusak berat, dan 10 rumah mengalami rusak ringan. Kemudian di Desa Narawita ada satu rumah yang terendam air, dan tujuh rumah mengalami kerusakan.

Lalu di Desa Nagrog satu rumah mengalami rusak berat, di Desa Babakan Peteuy empat rumah rusak berat, tiga rumah rusak ringan, dan di Desa Dampit satu rumah rusak berat dan satu rumah mengalami rusak ringan.

"Sementara didapat dari laporan, korban jiwa tidak ada," kata Hendra.

Sejauh ini, dia mengatakan pihaknya telah menurunkan petugas BPBD untuk melakukan kaji cepat kerusakan yang terjadi. Selain itu masyarakat setempat juga turut membantu evakuasi material yang rusak akibat angin kencang.

"Upaya sementara penanganan oleh warga masyarakat dan Muspika dan relawan setempat," katanya.

Simak Video Pilihan Berikut Ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya