Kabupaten Bandung Berminat Kembangkan Wisata Langit Gelap, Apa Itu?

Bersama pegiat astrofografi, Pemkab Bandung ingin menyelami estetika visual langit malam untuk menangkap fenomena Galaksi Bima Sakti (milky way).

oleh Arie Nugraha Diperbarui 29 Mar 2025, 10:00 WIB
Diterbitkan 29 Mar 2025, 10:00 WIB
milky way
Milky way dari Pos 1 Wadas Gantung, Dusun Gunung Malang, Serang, Purbalingga. (foto: Liputan6.com / Galoeh Widura)... Selengkapnya

Liputan6.com, Bandung - Pemerintah Kabupaten Bandung, Jawa Barat (Jabar) berminat mengembangkan wisata langit gelap atau astrowisata.

Menurut Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bandung Muhamad Sofiyurahman, minat tersebut bermula keinginan membangun sektor pariwisata namun tidak mengganggu isu lingkungan.

"Melalui audiensi ini, berharap mendapatkan sudut pandang lain dari sisi riset yang dapat meningkatkan industri pariwisata di Kabupaten Bandung," ujar Sofiyurahman saat beretmu dengan peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) di Kawasan Sains dan Teknologi Samaun Samadikun, Bandung, Rabu (12/3) lalu.

Sofiyurahman mengatakan bersama pegiat astrofografi, pihaknya ingin menyelami estetika visual langit malam di Kabupaten Bandung untuk menangkap fenomena Galaksi Bima Sakti (milky way).

"Kabupaten Bandung memiliki potensi yang tidak hanya menaikkan sektor pariwisata dengan langit siang, tetapi juga langit malam," kata Sofiyurahman.

Astrowisata selain memiliki nilai edukatif dan seni fotografi, Sofiyurahman berharap hal itu mendukung pariwisata berkelanjutan yang dapat membuka sektor pariwisata tanpa menambah polusi cahaya di Kabupaten Bandung.

"Mengingat polusi cahaya menjadi salah satu masalah lingkungan yang berkembang cepat akibat penggunaan cahaya buatan berlebihan, salah arah, dan tidak efisien," sebut Sofyurahman.

Hal itu didukung Peneliti Ahli Utama Pusat Riset Antariksa (PRA) BRIN, Thomas Djamaluddin. Thomas menyebutkan Kabupaten Bandung berpotensi untuk mengembangkan wisata langit gelap atau biasa disebut astrowisata.

Thomas Djamaluddin menyatakan, untuk mendukung astrowisata di Kabupaten Bandung, BRIN memiliki riset astronomi untuk masyarakat.

"Konsep wisata astronomi sejalan dengan riset BRIN, yaitu astronomi untuk masyarakat. Di mana, daerah bisa mengembangkan rencana membangun taman langit gelap, sehingga menjadi wisata yang khas dan perlu dilestarikan supaya langit gelap dapat dinikmati sampai generasi mendatang," kata Thomas.

 

Promosi 1

Simak Video Pilihan Ini:

Sertifikasi Internasional

Sementara itu, Kepala Pusat Riset Antariksa BRIN, Emanuel Sungging Mumpuni menambahkan, astrowisata dapat diajukan untuk mendapatkan sertifikasi dari International Dark Sky Association.

"Hal ini tidak menutup kemungkinan untuk dikembangkan di Kabupaten Bandung. Sehingga, kita dapat melihat bintang di langit malam dengan mata telanjang. Namun, hal ini membutuhkan dukungan Pemerintah Daerah dan masyarakat untuk mencegah polusi cahaya dan membangun taman langit gelap," jelas Sungging.

Pada pertemuan itu, Sungging menghubungkan kejadian astronomi yang bisa dikaitkan dengan pelestarian budaya Sunda.

"Kejadian astronomi ini erat kaitannya dengan cerita rakyat atau legenda di Tanah Sunda, sehingga dapat menambah nilai astrowisata dari sisi kebudayaan. Dengan semakin kaya materi, diharapkan astrowisata dapat lebih menarik perhatian masyarakat dengan tetap melindungi lingkungan dan langit malam," ungkap Sungging.

Sedangkan perwakilan dari Pusat Unggulan Sains Data Astronomi dan Polusi Cahaya Universitas Pendidikan Indonesia, Judhistira Aria Utama, memaparkan bahwa Kabupaten Bandung bisa dijadikan tempat untuk studi kasus taman langit gelap.

"Kabupaten Bandung berpotensi untuk dijadikan tempat pengamatan astronomi, karena masih ada daerah yang minim pencahayaan. Objek wisata ini memiliki banyak informasi yang dapat disampaikan kepada wisatawan untuk memperkaya wawasan dan mengedukasi sehingga dapat menambah nilai edukasi," tutur Judhistira.

Rencananya kegiatan Astrowisata oleh Pemerintah Kabupaten Bandung, Jawa Barat, bakal diadakan di Sunan Ibu, Kabupaten Bandung pada 23-24 Agustus 2025 sebagai bentuk kegiatan memperingati Hari Antariksa.

Dalam peringatan tersebut, terdapat kampanye untuk mencegah dan mengurangi polusi cahaya serta pemantauan fenomena astronomi milky way.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Produksi Liputan6.com

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya