Tracing di 12 Ponpes Kabupaten Bandung, 209 Santri Terdeteksi Positif Covid-19

Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung melacak Covid-19 di 12 pondok pesantren, hasilnya 209 orang yang dinyatakan positif.

oleh Dikdik Ripaldi diperbarui 17 Nov 2020, 06:41 WIB
Diterbitkan 17 Nov 2020, 06:41 WIB
Kabar Terbaru Positif Covid-19 di Indramayu
ilustrasi covid-19 copyright by diy13 (Shutterstock)

Liputan6.com, Bandung - Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung melacak Covid-19 pada 773 orang di lingkup pondok pesantren. Hasilnya, sebanyak 209 orang dinyatakan positif. Angka itu bertambah dari jumlah yang disampaikan sebelumnya, yakni 104 kasus.

Kepala Dinkes Kabupaten Bandung, Grace Mediana menyebut, pelacakan Covid-19 dilakukan pada 12 ponpes. Kasus positif hanya terdeteksi di 2 ponpes, sementara 10 ponpes lainnya, kata Grace, tak ditemukan kasus Covid-19.

"Kurang lebih ada 12 ponpes yang kami lakukan (pemeriksaan). Di 2 pesantren memang kami temukan kasus positif. Kami mendapat keluhan santri yang kehilangan indra penciuman," katanya, Senin (16/11/2020).

Pada tahap pengetesan awal, Grace merinci, tes swab PCR dilakukan terhadap 245 santri, temuannya 104 santri positif. Selanjutnya, pengetesan kembali dilakukan terhadap 178 orang, sekitar 70 orang dinyatakan positif. Terakhir, pengetesan dilakukan terhadap 350 orang, lalu 35 orang dinyatakan positif.

Adapun, ratusan orang yang positif Covid-19 langsung melakukan isolasi mandiri. Grace menyebut, 60 persen kasus positif yang ditemukan di ponpes merupakan kasus tanpa gejala (OTG). Sebagian lain, dilaporkan ada keluhan, yakni kehilangan indra penciuman. Terkait usia, mayoritas yang terpapar berumur di bawah 20 tahun.

Grace menyampaikan, mereka yang positif melakukan isolasi mandiri serta mendapat pemantauan dari petugas kesehatan setempat. Grace menilai, ponpes memiliki risiko penyebaran Covid-19. Pasalnya, sebagian ponpes telah menggelar proses kegiatan tatap muka dengan intensitas partemuan yang cukup tinggi. Terlebih, kegiatan di ponpes kerap berlangsung dalam satu ruangan.

"Pesantren memang salah satu yang berisiko karena ada tindakan tata muka, karena intensitas pertemuan yang cukup tinggi di satu ruangan," katanya

Dengan temuan itu, Dinkes Kabupaten Bandung akan terus melakukan pemeriksaan, bekerja sama dengan sejumlah pihak dalam satuan gugus tugas, juga dengan Kementerian Agama (Kemenag) kewilayahan.

"Harapannya, kita semua bisa mempercepat pemutusan mata rantai penyebaran Covid-19," kata Grace.

 

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Simak juga video pilihan berikut ini:

Tetap Waspada

Mengenai level kewaspadaan, kata Grace, Kabupaten Bandung saat ini termasuk zona oranye. Kendati demikian, Grace menegaskan bahwa apapun warna zonasinya, kewaspadaan tetaplah harus dijaga dan ditingkatkan, baik oleh pemerintah maupun masyarakat.

Dengan adanya temuan kasus di ponpes, Grace mengingatkan semua pihak agar terus menerapkan protokol kesehatan semaksimal mungkin. Grace mengimbau, masyarakat sebisa mungkin jangan berkerumun, memakai masker, mencuci tangan dengan sabun khususnya setelah beraktifitas, menjaga jarak, serta menjaga asupan makanan.

"Sekeras apapun pemerintah melakukan upaya pencegahan tetapi kalau masyarakatnya tidak peduli akan berat. Jadi, kami mengajak masyarakat untuk memutus mata rantai keterpaparan covid di Kabupaten Bandung," kata Grace.

"Penyebaran harus dihentikan. Jika tidak akan seperti bola salju yang terus menggelinding dan membesar. Itu tidak kita harapkan. Karenanya, mari kita cegah bola salju supaya tidak terus membesar. Mari kita hentikan gelindingan itu," imbuhnya. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya