Gunung Ili Lewotolok Lembata Erupsi 54 Kali Sehari, Asap Membumbung

Gunung Api Ili Lewotolok tercatat mengalami 54 kali letusan atau erupsi, 91 kali gempa hembusan, sembilan kali gempa tremor harmonik dan tujuh kali gempa tremor non-harmonik

oleh Arie Nugraha diperbarui 12 Des 2020, 20:00 WIB
Diterbitkan 12 Des 2020, 20:00 WIB
Erupsi Gunung Ili Lewotolok, Lembata, NTT, MInggu (29/11/2020). (Foto: PVMBG)
Erupsi Gunung Ili Lewotolok, Lembata, NTT, MInggu (29/11/2020). (Foto: PVMBG)

Liputan6.com, Lembata - Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian ESDM menyebutkan Gunung Api Ili Lewotolok, Lembata, Nusa Tenggara Timur masih mengeluarkan asap putih tipis.

Menurut Kepala PVMBG Badan Geologi Kementerian ESDM Kasbani, hal itu merupakan hasil pemantauan sehari terakhir (Jumat,12/12/2020). Kemarin kata Kasbani, secara visual Gunung Ili Lewotolok terlihat jelas hingga berkabut.

"Teramati asap kawah berwarna putih dan kelabu dengan intensitas tipis hingga sedang dan tinggi 200-400 meter diatas puncak," ujar Kasbani dalam keterangan resminya ditulis Bandung, Sabtu, 12 Desember 2020.

Kasbani mengatakan secara keseluruhan untuk kondisi cuaca, terpantau cerah hingga berawan. Angin lemah hingga sedang ke arah timur dan tenggara dengan suhu udara sekitar 31 derajat Celcius.

Melalui rekaman seismograf pada 11 Desember 2020, Gunung Api Ili Lewotolok tercatat mengalami 54 kali letusan atau erupsi, 91 kali gempa hembusan, sembilan kali gempa tremor harmonik dan tujuh kali gempa tremor non-harmonik.

"Tingkat aktivitas masih Level III (Siaga) sejak 29 November 2020 pukul 13.00 WITA," kata Kasbani.

Kasbani menjelaskan peningkatan status tingkat aktivitas ini, dilatarbelakangi oleh adanya erupsi Gunung Ili Lewotolok pada tanggal 27 November 2020 pukul 05.57 WITA. Erupsi pada waktu itu dengan tinggi kolom abu teramati, berwarna kelabu hingga hitam tinggi 500 meter di atas puncak atau 1.923 meter di atas permukaan laut (mdpl).

 

Simak Video Pilihan Berikut Ini:

Arah Erupsi

Arah abu erupsi dengan intensitas tebal itu, condong ke arah barat. Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 34 milimeter.

"Dengan durasi erupsi tidak teramati jelas karena diikuti tremor menerus (27/12/2020 )," ucap Kasbani.

Rekomendasi yang diterbitkan oleh PVMBG Badan Geologi Kementerian ESDM, masyarakat di sekitar Gunung Ili Lewotolok maupun pengunjung, pendaki, wisatawan agar tidak melakukan aktivitas di dalam radius 4 Kilometer dari kawah puncak.

Mengingat potensi bahaya abu vulkanik yang dapat mengakibatkan gangguan pernapasan akut (ISPA) maupun gangguan kesehatan lainnya, Kasbani menghimbau masyarakat yang berada di sekitar Gunung Ili Lewotolok agar menyiapkan masker penutup hidung dan mulut maupun perlengkapan lain untuk melindungi mata dan kulit.

Sedangkan untuk otoritas yang bertanggung jawab di sektor penerbangan, dapat mengakses fitur VONA (Volcano Observatory Notice for Aviation) di aplikasi MAGMA. VONA terakhir terkirim kode warna oranye.

Diterbitkan oleh PVMBG Badan Geologi Kementerian ESDM pada tanggal 29 November 2020, pukul 10.00 WITA. Abu vulkanik teramati dengan ketinggian 5.423 mdpl atau sekitar 4.000 m di atas puncak.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya