27 Suku di Lereng Gunung Ili Lewotolok Gelar Ritual Adat

Sebanyak 27 suku yang berada di lereng Gunung Ili Lewotolok, Kabupaten Lembata, NTT menggelar ritual adat dengan menghadirkan puluhan kepala suku.

oleh Nila Chrisna Yulika diperbarui 06 Des 2020, 01:18 WIB
Diterbitkan 06 Des 2020, 01:18 WIB
Gunung Ili Lewotolok
Gunung Ili Lewotolok di Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur, naik status dari Normal (Level I) menjadi Waspada (Level II). (Liputan6.com/Ola Keda)

Liputan6.com, Jakarta Sebanyak 27 suku yang berada di lereng Gunung Ili Lewotolok, Kabupaten Lembata, NTT menggelar ritual adat dengan menghadirkan puluhan kepala suku.

Tokoh adat dari Desa Jontona, Kecamatan Ile Ape Timur Kabupaten Lembata Yakobus Asan mengatakan bahwa ritual ini digelar untuk menenangkan Gunung Ili Lewotolok tidak erupsi lagi.

"Bahasa adat dari ritual ini adalah 'Liku Lapa Lewutanah' yang mana tujuannya untuk menenangkan gunung ini agar tidak kembali erupsi," kata Yakobus saat ditemui usai melakukan ritual tersebut di Desa Jontona, Sabtu, (5/12/2020).

Menurut kepercayaan masyarakat adat di sejumlah desa yang berada di bawah kaki Gunung Ili Lewotolok, gunung api yang terus menerus erupsi itu dikarenakan adanya perselisihan antarwarga.

Kemudian lanjut dia, erupsi Gunung Ili Lewotolok tersebut juga dikarenakan alam marah akibat banyaknya perbuatan manusia yang merusak alam dibandingkan menjaganya.

Oleh karena itu ritual yang dibuat itu ujar dia untuk menenangkan atau mendinginkan suasana jika ada pertikaian antarwarga dan juga untuk berdamai dengan alam dalam hal ini Gunung Ili Lewotolok yang sampai saat ini masih terus mengeluarkan material vulkanik.

Dikutip dari Antara, sebelum dilakukan ritual adat itu, sejumlah kepala suku atau perwakilan dari 27 suku di bawah kaki gunung itu melakukan pembicaraan adat.

Usai dilakukan pembicaraan adat, sejumlah tokoh adat bersama kepala-kepala suku melakukan ritual di bawah pohon beringin. Di tangan Yakobus terdapat sebuah tempurung kelapa yang diisi dengan tuak putih yang bertujuan untuk memberi minum nenek moyang.

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Erupsi Masih Terus Terjadi

Yakobus sempat mengucapkan beberapa bahasa adat sebelum menuangkan tempurung kelapa berisi tuak tersebut. Setelah itu seorang tokoh adat mulai berdoa dengan memohon bantuan dari Tuhan Yang Maha Kuasa sebagai Sang Pencipta.

Erupsi gunung api Ile Lewotolok hingga saat ini masih terus terjadi dan masih juga terus mengeluarkan asap tebal dan disertai dengan material vulkanik seperti debu.

Pada Jumat (4/12/2020) kemarin kurang lebih 15 kali erupsi dengan ketinggian awan berkisar dari 500 meter hingga 1000 meter di atas puncak kawah.

Sementara pada Sabtu (5/12) erupsi juga masih terus terjadi disertai dengan bunyi dentuman dan gemuruh. Warga juga diimbau oleh petugas pos pengamatan Gunung Ili Lewotolok untuk menjauhi lokasi zona merah yakni yang berada pada jarak 4 kilometer.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya