Liputan6.com, Garut - Untuk mengembangkan budi daya ikan hias jenis koi di Garut, Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupetan Garut, Jawa Barat sengaja berguru ke peternak ikan koi di daerah Ciamis. Pemda Garut berharap, suatu saat Garut menjadi salah satu sentra budi daya ikan asal Jepang tersebut.
Wakil Bupati Garut Helmi Budiman mengatakan, kegiatan studi banding mengunjungi Kelompok Budi Daya Ikan (Pokdakan) ikan koi, Kecamatan Cipaku, Kabupaten Ciamis, dimaksudkan untuk mengetahui secara pasti, pola budi daya koi yang cocok dikembangkan di Garut.
Baca Juga
"Mereka berhasil mengelola pembudidayaan ikan koi hingga berdampak pemberdayaan kelompok masyarakat," ujarnya, Minggu, 27 Desember 2020.
Advertisement
Dengan kesuksesan pola pembudidayaan, kelompok budi daya koi Desa Muktiasari itu, mampu menarik investor datang ke Ciamis, untuk menanamkan modalnya di sana.
"Ini sebuah capaian yang bisa menjadi pembangkit semangat peternak koi di Garut, bisa melakukan hal serupa," kata dia.
Menurut Helmi, pola budi daya ikan koi di Garut memang sudah berlangsung lama, tetapi masih menyisakan lubang besar soal tata kelola budi daya yang belum profesional.
"Dan salah satu yang perlu dilengkapi di Garut adalah tata kelola niaga, makanya kita belajar dari pembudi daya di Kabupaten Ciamis," ujarnya.
Sementara itu, Wakil Bupati Ciamis, Yana D Putra, menyatakan kedatangan orang nomor dua di Garut itu, menjadi sentimen positif terhadap perkembangan budi daya ikan koi di daerah Ciamis.
"Ini membuktikan budi daya ikan koi di Ciamis sudah mulai diketahui orang banyak," ujarnya.
Dengan semakin membaiknya pola tata kelola budi daya ikan koi di Ciamis, Yana berharap suatu saat kabupaten Ciamis bisa menjadi salah satu sentra budi daya koi terbaik Indonesia.
"Semoga bisa menjadi primadona di Kabupaten Ciamis," kata dia.
Presiden Direktur (Presdir) AMplus, Arie Mirza, menyatakan budi daya ikan koi cukup menjanjikan karena memiliki nilai jual yang cukup tinggi.
"Hanya butuh waktu tiga bulan dari modal awal Rp17 ribu per ekor bisa menjual yang dibesarkan oleh para plasma seharga Rp150 ribu per ekor," kata dia.