Program Keren Pengembangan Ekosistem Industri di NTB

Pemerintah NTB mengintensifkan pembangunan ekosistem industrialisasi untuk meningkatkan nilai tambah sekaligus mendorong geliat perekonomian secara luas.

oleh Hans Bahanan diperbarui 28 Jan 2021, 13:56 WIB
Diterbitkan 28 Jan 2021, 03:30 WIB
Fashion Show Busana Muslim di NTB
Fashion Show Busana Muslim di NTB

Liputan6.com, Mataram - Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) mengintensifkan pembangunan ekosistem industrialisasi untuk meningkatkan nilai tambah sekaligus mendorong geliat perekonomian secara luas. Agenda ini seiring dengan strategi hilirisasi/pengolahan seluruh bahan baku yang tersedia di NTB menjadi produk jadi.

Pasangan Gubernur NTB, Zulkieflimansyah dan Wakil Gubernur, Sitti Rohmi Djalilah, memilih program industrialisasi untuk percepatan pembangunan NTB. Industrialisasi yang dimaksud bukan dalam konteks pembangunan pabrik-pabrik besar tetapi pengembangan ekosistem tersebut.

Misalnya, bahan baku tomat diolah menjadi saus. Membuat kelor menjadi teh dan obat. Memanfaatkan kelapa, serabutnya jadi keset, hasil kerajinan lain. Airnya dibuat jadi sirup coconut dan lainnya. Isinya bisa dibuat jadi minyak goreng. Semua diolah tanpa harus membeli dari luar NTB.

"Sederhananya, kita tidak lagi menjual kelapa mentah ke pabrikan, tidak lagi jual tomat mentah ke pabrikan. Tidak lagi beli mesin-mesin pertanian dari luar NTB," ujar Kepala Dinas Perindustrian Pemerintah Provinsi NTB, Nuryanti, di Mataram, Rabu (27/1/2021).

Dari proses pengolahan bahan baku ini, kata dia, banyak jasa yang terlibat. Satu dengan yang lainnya saling terkait dan saling bergerak. Saling menghidupkan dan mendapat nilai tambah lebih besar.

Contoh lain di sektor Moslem Fashion Industry. Nuryanti mengatakan, yang sudah dilakukan adalah pelatihan pelatihan pewarna alam untuk kain tenun,  bimtek tenun menggunakan ATBM, festival desiner tenun Lombok Sumbawa, dan fashion show tenun di tingkat nasional.

Di sektor itu, ekosistem yang terbangun adalah berkembangnya industri kecil dan menengah (IKM) yang menyediakan bahan-bahan untuk pewarna alam, berkembangnya pembuat motif tenun. Berkembangnya IKM tenun, kemudian berkembangnya pemasar-pemasar tenun.

"Belum lagi berkembangnya konveksi, desainer untuk pakaian-pakaian yang akan ditampilkan pada fashion show. Hingga jasa-jasa lain yang saling bertalian dalam ekosistemnya."

 

Saksikan Video Pilihan Ini

Pondasi Tuntas Tahun Ini

Nuryanti mengatakan tahun 2021 ini pondasi industrialisasi ditargetkan tuntas. Tahun 2019/2020 adalah membangun kerangka pendukung, misalnya peraturan-peraturan di daerah tentang industrialisasi dan memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang konsep industrialisasi.

Berdasarkan target Rencana Program Jangka Menengah Daerah (RPJMD), tahun 2021 ini, capaian program industri dapat naik 1 persen, dari capaian terakhir tahun 2020.

"Satu persen ini adalah berkembangnya industrialisasi dan penyerapan tenaga kerjanya, serta jasa-jasa usaha ikutan dari masing-masing sektor," imbuhnya.

Di sektor Industri Permesinan Alat Transportasi, capaiannya adalah dengan dikembangkan sepeda listrik dan kendaraan listrik. Sepeda listriknya adalah Le-Bui, Matric – B, dan ngebUTS. Ekosistem yang akan dibangun dari produsen sepeda listrik saat ini permintaannya tinggi.

Dengan sendirinya, produsen membutuhkan pasokan komponen- komponen dari IKM lainnya. Misalnya, IKM pembuat baut, IKM pembuat rangka, IKM pengelasan, IKM pengecatan. Semua IKM ini juga bertalian.

"Satu sepeda listrik ini, dapat mengembangkan banyak IKM lainnya. Kita targetkan tidak lagi mendatangkan komponen sepeda listrik dari luar. Mungkin hanya ban dan baterai yang tidak bisa dibuat langsung oleh IKM kita. Banyak yang hidup, tidak hanya produsen sepeda listrik saja. Inilah ekosistem itu, demikian juga yang lainnya," jelas Nuryanti.

Tahun 2021 ini IKM-IKM yang menjadi pioner ini sudah terbentuk. Misalnya, IKM sepeda listrik, IKM kosmetik, IKM fashion. Dari masing-masing IKM ini akan berkembang IKM-IKM lain yang menjadi penyedia/pemasok atau produsen bahan baku lainnya untuk menghasilkan satu jenis produk.

"Kita bangun beberapa IKM, kita kawal kebutuhan dan standarisasinya kita dampingi sampai dia menjadi penghasil produk industri yang memenuhi standar. IKM yang jadi inilah yang kemudian harus bermitra dengan IKM-IKM lainnya dalam satu ekosistem. Itulah pondasi yang kita maksudkan, dan harus tuntas tahun ini pondasi ini," jelasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya