Banyak yang Kena PHK, Fenomena Manusia Silver Makin Marak di Rembang

Maraknya keberadaan manusia silver di jalanan berbanding lurus dengan tingginya angka pengangguran karena pandemi Covid-19.

oleh Ahmad Adirin diperbarui 08 Jun 2021, 11:10 WIB
Diterbitkan 08 Jun 2021, 11:00 WIB
Petugas Satpol PP Kabupaten Rembang ketika menertibkan manusia perak di lampu traffic light Eks Stasiun Jl Kartini, Rembang.
Petugas Satpol PP Kabupaten Rembang ketika menertibkan manusia perak di lampu traffic light Eks Stasiun Jl Kartini, Rembang.

Liputan6.com, Blora - Kemunculan manusia silver makin marak di sejumlah daerah, termasuk di Kabupaten Rembang, Jawa Tengah. Keberadaan mereka dikeluhkan warga karena tanpa memakai masker sering meminta-minta dengan membawa kotak dan melumuri seluruh tubuh hingga menjadi perak.

Gunawan, seorang warga Rembang mengatakan, dirinya pernah mengingatkan mereka untuk mematuhi protokol kesehatan. Mengingat, aturan itu diberlakukan untuk semua orang.

Namun, kata dia, upaya tersebut tidak digubris mereka. Kemudian Gunawan melapof ke pihak petugas karena kemunculan mereka di masa pandemi Covid-19, tidak memakai masker.

"Mereka ini seakan-akan kok santai begitu, rumah saya kebetulan dekat dengan perempatan. Jadi sering tahu keberadaan mereka. Mohon ada tindakan," ujar Gunawan, warga jalan Kartini Rembang itu, Senin (7/6/2021).

Terkait hal ini, Kabid Ketertiban Umum Ketentraman Masyarakat dan Penegakan Perda Satpol PP Kabupaten Rembang, Teguh Maryadi mengakui, sudah beberapa kali menerima aduan soal kemunculan manusia silver. Pihaknya usai menerima aduan juga langsung turun tangan untuk melakukan penertiban.

Teguh mencontohkan, ketika menjumpai di perempatan Galonan Rembang-Blora, pelaku beralasan sebagai korban PHK, sehingga terpaksa meminta-minta dengan cara menjadi manusia silver.

Pihaknya lalu memberikan peringatan kepada mereka untuk menghentikan kegiatan tersebut. Jika lain waktu mengulangi lagi, maka baru akan diamankan ke kantor Satpol PP Rembang.

"Yang satu mengaku dari Desa Karas, Kecamatan Sedan, Rembang. Dan yang satunya lagi dari Kabupaten Blora. Bilangnya karena pandemi menjadi korban PHK. Kita peringatkan, jika lain hari mengulangi, baru akan kita amankan ke kantor untuk pembinaan lebih lanjut," ungkap Teguh.

Manusia silver biasa muncul meminta-minta antara pukul 14.00 WIB sampai sore hari. Teguh membenarkan bahwa mereka tidak menggunakan masker, sehingga melanggar protokol kesehatan.

 

Simak video pilihan berikut ini:

Marak di Berbagai Daerah

Dari hasil pengamatan, kata dia, biasanya setelah ditertibkan mereka tidak muncul kembali. Namun selang beberapa hari mereka kembali beraksi.

Saat di perempatan Eks Stasiun Rembang, dua manusia perak mengaku dari Demak dan Boyolali. Pihaknya memastikan siap mengoptimalkan patroli untuk menertibkan mereka jike muncul kembali.

"Saat itu kotak yang dipakai untuk meminta-minta kita amankan, orangnya kita kasih masker. Kalau nanti kepergok seperti itu lagi ya kita bina. Dibawa ke kantor, biar tubuhnya dibersihkan, dan bisa saja digunduli rambutnya sebagai upaya membuat efek jera," kata Teguh.

Diketahui, fenomena manusia perak maupun emas tidak hanya muncul di Kota Rembang saja. Melainkan juga sudah menjamur di berbagai daerah.

"Saya doakan semoga mereka bisa usaha mencari pekerjaan lain. Soalnya kalau melihat postur tubuh mereka, sehat-sekat kok," kata Munari, seorang pengguna jalan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya