1.250 Perpustakaan Desa Bertransformasi Jadi Wadah Transfer Pengetahuan

Tak hanya duduk dan membaca, perpustakaan desa kini bergerak maju menjadi wadah transfer pengetahuan. Ayo ke perpustakaan!

oleh Liputan6.com diperbarui 19 Jun 2021, 07:30 WIB
Diterbitkan 19 Jun 2021, 07:30 WIB
Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial
Perjanjian Kerja Sama antara Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian (PUSTAKA) Kementerian Pertanian dan Pusat Pengembangan Perpustakaan Umum dan Khusus Perpusnas di Gedung Pustaka Jalam Ir H Juanda No. 20, Bogor. (Liputan6.com/ Ist)

Liputan6.com, Bogor - Melalui program transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial yang digagas Perpustakaan Nasional (Perpusnas) RI, perpustakaan tidak hanya menyediakan koleksi bahan bacaan sebagai pusat ilmu pengetahuan, tapi juga menjadi wadah yang berkontribusi menyejahterakan masyarakat.

Sejak 2018, Perpusnas telah melaksanakan program transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial yang menyasar perpustakaan provinsi, kabupaten/kota, dan perpustakaan desa/kelurahan. Tercatat, sebanyak 2.900 perpustakaan sudah bertransformasi.

Deputi Pengembangan Sumber Daya Perpustakaan Perpusnas Deni Kurniadi mengatakan, pihaknya harus melakukan kolaborasi dengan kementerian/lembaga maupun swasta, agar percepatan transformasi perpustakaan desa/kelurahan berbasis inklusi sosial bisa segera terlaksana.

"Guna mewujudkan ketersediaan layanan perpustakaan di seluruh Indonesia, sebagai implementasi dari strategi percepatan ini dimulai dengan kerja sama Perpusnas dengan Kementerian Pertanian," katanya dalam peluncuran Transformasi Perpustakaan Desa/Kelurahan Berbasis Inklusi Sosial.

Dalam kegiatan tersebut juga dilakukan penandatanganan Perjanjian Kerja Sama antara Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian (PUSTAKA) Kementerian Pertanian dan Pusat Pengembangan Perpustakaan Umum dan Khusus Perpusnas di Gedung Pustaka Jalam Ir H Juanda No. 20, Bogor, Jawa Barat pada Jumat (18/6/2021).

Dijelaskan, dengan transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial, perpustakaan berperan sebagai pusat pemberdayaan sehingga masyarakat bisa melatih keterampilan. Perpustakaan tidak hanya menjadikan masyarakat cerdas, tetapi juga masyarakat sejahtera melalui bahan bacaan yang berisikan konten life skills.

 

Simak juga video pilihan berikut ini:

Peningkatan SDM Melalui Literasi

Kepala Pustaka Abdul Basit menilai, program ini sangat relevan untuk peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui literasi. Dia menjelaskan, program ini bisa menjangkau masyarakat pedesaan, khususnya para petani. "Lebih dari separuh masyarakat Indonesia bekerja di sektor pertanian. Dengan perpustakaan berbasis inklusi sosial yang tujuannya untuk kesejahteraan masyarakat, diharapkan dapat menjangkau petani yang ada di pedesaan. Jika program ini dilakukan, maka diharapkan dapat membantu. Karena tujuan kita sama yakni menyejahterakan masyarakat, bagi kami di Kementan tentu saja, khususnya masyarakat petani," ungkapnya.

Abdul Basit menjelaskan kerja sama ini membantu Pustaka untuk menjangkau hingga ke pelosok pedesaan. Saat ini, tercatat binaan Pustaka tersebar di 90 perpustakaan yang berada di balai teknologi pertanian di 34 provinsi.

"Untuk sampai kabupaten sampai kecamatan bahkan desa kami belum punya, sementara kebutuhan literasi informasi bisa sampai masyarakat pedesaan. Apalagi skala prioritas di Kementan adalah desa-desa rawan pangan, tertinggal, miskin, terpencil, dan terluar. Untuk menjangkaunya, kita bisa menggunakan jaringan yang dimiliki Perpusnas yang memiliki perpustakaan sampai pada tingkat kelurahan/desa," jelasnya.

 

Tak Hanya Koleksi Bahan Bacaan

Sementara itu, Kepala Pusat Pengembangan Perpustakaan Umum dan Khusus Perpusnas Upriyadi mengatakan, perpustakaan desa yang sudah bertransformasi sebanyak 1.250 perpustakaan. Dalam transformasi perpustakaan desa/kelurahan berbasis inklusi sosial, perpustakaan bertransformasi untuk menyediakan koleksi sesuai kebutuhan masyarakat, transformasi layanan yang tidak terbatas pada fisikal tetapi juga virtual, serta transformasi ruang, di mana perpustakaan menjadi ruang berbagi pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman.

"Idealnya perpustakaan tidak hanya sekadar mengolah, dan melayankan bahan bacaan, tetapi saat ini yang dibutuhkan perpustakaan sebagai transfer pengetahuan," ujarnya.

Koordinator Perpustakaan Pustaka Riko Bintari Permatasari menyampaikan pihaknya sudah bertransformasi dan berkontribusi dalam menyejahterakan masyarakat, khususnya masyarakat pertanian. Ini sebagai strategi untuk mempertahankan eksistensi perpustakaan di masyarakat.

Sejak 2019, Pustaka sudah melakukan kegiatan perpustakaan berbasis inklusi sosial, di antaranya menyediakan buku-buku pertanian kepada masyarakat di beberapa lokasi potensi pertanian, serta memfasilitasi pengetahuan dan keterampilan petani dengan menghadirkan pakar di bidangnya.

"Diharapkan melalui program ini dapat mendorong petani Indonesia bertransformasi dari petani tradisional menjadi petani modern sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraannya," jelasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya