Liputan6.com, Medan Pemerintah Kota (Pemko) Medan melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) mengusulkan pengadaan sebanyak 1.000 vial Vaksin Rabies untuk mengantisipasi insiden gigitan anjing. Beberapa waktu lalu, seorang bocah 10 tahun meninggal dunia usai digigit anjing.
Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas (Kadis) Kesehatan Kota Medan, dr. Syamsul Arifin Nasution mengatakan, pihaknya tengah berupaya merealisasikan usulan pengadaan 1.000 vial Vaksin Rabies.
"Harapan kita, agar usulan tersebut cepat terealisasi. Saat ini kita baru menerima 5 vial Vaksin Rabies. Kita usulkan 1.000 vial, semoga segera terealisasi," kata Syamsul, Kamis (24/6/2021).
Advertisement
Baca Juga
Disampaikan Syamsul, pihaknya telah berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Pemprov Sumut) guna mempercepat realisasi pengadaan 1.000 vial Vaksin Rabies, karena vaksin tersebut sangat sulit diperoleh dan jarang digunakan masyarakat.
"Kita meminta bantuan dari Pemprov Sumut, dan vaksin tersebut sudah kita terima, namun jumlahnya juga sangat terbatas," ujarnya.
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Tersedia di 5 Puskesmas
Dijelaskan Syamsul, saat ini ada 5 Puskesmas yang tersedia Vaksin Rabies, yaitu Puskesmas Medan Johor, Puskesmas Medan Tuntungan, Puskesmas Medan Sunggal, Puskesmas Medan Helvetia, dan Puskesmas Bestari.
Syamsul meminta kepada masyarakat untuk secepatnya merujuk ke Puskemas-Puskesmas tersebut untuk mengantisipasi gigitan anjing yang dapat menyebabkan meninggal dunia.
"Hal serupa kita harapkan tidak terjadi kembali. Kalau terjadi, masyarakat dapat segera merujuk ke Puskesmas center tersebut, atau langsung dibawa ke rumah sakit terdekat," ucapnya.
Â
Advertisement
Susah Dapatkan Vaksin Rabies
Duka mendalam dirasakan Lia Pratiwi, ibu kandung M Reza Aulia, bocah 10 tahun yang meninggal dunia usa digigit anjing milik tetangganya. Reza menghembuskan nafas terkahir setelah sempat berjuang melawan efek gigitan anjing yang melukai pahanya.
Lia menceritakan, kondisi kesehatan anaknya terus memburuk sejak pertama kali digigit anjing pada Kamis, 10 Juni 2021. Buah hatinya mulai demam dan muntah-muntah meski sudah mendapat pertolongan pertama, disuntik tetanus saat dibawa ke bidan terdekat.
Keesokan harinya, atau Jumat, 11 Juni 2021, perjuangan Lia untuk memberikan yang terbaik untuk sang anak semakin sukar. Lia mengaku sangat sulit mendapatkan Vaksin Rabies di apotek, klinik, hingga rumah sakit.
Sementara saat itu kondisi anaknya terkait gigitan anjingsemakin parah, sebab timbul berbagai gejala-gejala baru, seperti demam dan diare. Lia sempat datang ke Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Haji Adam Malik, namun vaksin rabies kosong.
"Mereka suruh saya cari ke klinik Bestari, Petisah. Ternyata di sana juga kosong," ungkapnya, Rabu, 16 Juni 2021.
Sang Anak Tunjukkan Gejala Rabies
Lia tidak menyerah, terus melakukan pencarian Vaksin Rabies demi kesembuhan sang buah hati. Akhirnya, Lia mendapatkan Vaksin Rabies yang dicarinya di Apotek Kimia Farma, Jalan Jamin Ginting.
"Pascadigigit anjing, dua hari berselang baru dapat vaksinnya, banyak tempat saya cari, enggak ada, dan akhirnya dapat di satu tempat," ungkapnya.
Meski vaksin sudah didapat, kondisi Reza semakin menunjukkan gejala rabies. Menurut Lia, vaksin yang disuntikkan ke anaknya seakan tidak bekerja. Panas tubuh sang anak naik turun, bahkan mulai menjulurkan lidah.
"Bawaannya sudah enggak normal, kepanasan, tingkah lakunya aneh, tidur terus. Kalau makan muntah, air liurnya keluar-keluar, dan lumpuh," terangnya.
Advertisement