Malam-Malam Berburu Burung, Remaja di Gunungkidul Tertembak Senapan Angin di Leher

Nasib nahas dialami Nur Cahyo, remaja 14 tahun warga Kapanewon Paliyan, Gunungkidul. Dia tertembak senapan angin saat berburu burung.

oleh Hendro diperbarui 02 Jul 2021, 23:00 WIB
Diterbitkan 02 Jul 2021, 23:00 WIB
Kondisi Nur Usai mendapat Pertolongan
Nasib naas yang dialami oleh bocah berumur 14 tahun asal Kapanewon Paliyan Gunungkidul. Leher bocah kelas 8 SMP ini terkena peluru senapan angin hingga tembus ke pipi sebelah kanan.

Liputan6.com, Gunungkidul - Nasib nahas dialami Nur Cahyo, remaja 14 tahun warga Kapanewon Paliyan, Gunungkidul. Leher bocah kelas 8 SMP itu terkena peluru senapan angin hingga tembus ke pipi sebelah kanan. Peristiwa itu terjadi saat dirinya ikut berburu burung bersama pamannya, BA (25) dan S (46).

Ruswanto (42), orangtua Nur, Kamis malam (1/7/2021) menceritakan, kejadian itu bermula pada Rabu malam, Nur dan pamannya itu pergi berburu burung di ladang selepas Isya. Sore harinya mereka sudah menaruh perangkap burung menggunakan pulut.

Saat berburu itu, S sengaja membawa senapan angin. Tujuannya untuk menembak burung yang mereka temui. Dan ketika sampai di perangkap yang mereka pasang, mereka melihat ada burung yang terjebak.

"Awalnya itu oleh Pak S mau ditembak, tetapi dicegah oleh BA karena burungnya sudah terjebak. Kena pulut," ungkap Rusmanto.

S yang saat itu menenteng senapan angin langsung berusaha meraih burung yang terjebak kena Pulut. S kemudian meletakkan begitu saja senapan angin yang ia bawa. Nur Cahyo mengikuti dari belakang sembari membawa lampu senter untuk penerangan.

Namun ketika S berhasil menangkap burung tersebut, tiba-tiba senapan angin menyalak padahal tidak ada yang menyentuhnya. Nahas peluru yang ada di dalam senapan meluncur mengenai leher Nur Cahyo hingga tembus ke pipi kanan.

"Senapan itu ternyata sudah terisi peluru dan sudah dikokang. Sewaktu-waktu bisa langsung ditembakkan," ungkapnya.

 

Simak juga video pilihan berikut ini:

Dibawa ke Rumah Sakit

Usai kejadian itu, kedua paman Nur langsung membawanya ke klinik. Usai dibersihkan, mereka memutuskan membawa Nur Cahyo ke Rumah Sakit Nurrohmah dan dirujuk ke RS Sardjito. Di RS Sardjito foto rontgen pun dilakukan dan ternyata pelurus tersebut sudah tidak ada di pipi korban.

Ruswanto mengatakan, kasus tersebut tidak berlanjut ke ranah hukum karena diselesaikan secara kekeluargaan. Terlebih kedua orang dewasa yang yang menjadi rekan berburu Nurcahyo masih ada aliran kekerabatan dengan keluarga Ruswanto.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya