Liputan6.com, Flores Timur Kampung Adat Lewokluok, Kecamatan Demong Pagong, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), masuk 10 besar nominasi Anugerah Pesona Indonesia (API) Award 2021.
Setelah wisata pasir timbul di Dusun Meko, Pulau Adonara, tahun ini Kampung Adat Lewokluok masuk nominasi API 2021. Semua keunikan kampung adat tersebut mulai gencar dipromosikan.
Advertisement
Advertisement
Baca Juga
Lolosnya objek wisata budaya kampung adat Lewokluok itu setelah pemerintah Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) mengajukan beberapa objek wisata di Flores Timur.
"Sekitar 10 yang kita ajukan, dari kategori wisata alam, wisata buatan hingga wisata budaya. Dalam penilaian, kampung adat Lewokluok masuk nominasi 10 besar," ungkap Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Flotim, Petrus Pamang Liku. Kepada awak media, Kamis (1/7/2021).
Dengan keunikan yang dimiliki kampung adat Lewokluok yakni, adanya "koke bale" atau pusat rumah adatnya berada di tengah-tengah dan dikelilingi rumah-rumah adat semua suku, membuktikan bahwa masyarakat setempat sangat kental menjunjung tinggi nilai-nilai budaya peninggalan leluhur.
"Koke Bale ini yang menyatukan semua warga di sini, yang terdiri dari beberapa suku besar. Mereka terus menjaga semua budaya leluhur. Budaya ini yang mempersatukan kehidupan mereka," katanya.
"Panitia API akan turun langsung melihat dan memberikan penilaian, dari struktur arsitektur rumah adatnya dan adat istiadat yang dilestarikan, hal itu jadi aspek penilaian. Masyarakat harus terus kembangkan dan lestarikan apa yang menjadi karakter daerah kita," tandasnya.
Saksikan Video Pilihan Berikut:
Keunikan Kampung Adat Lewokluok
Bupati Flores Timur, Antonius Gege Hadjon meminta dukungan penuh dari seluruh masyarakat Flotim baik di dalam daerah maupun di luar untuk melakukan vote melalui SMS dengan cara ketik API 11 J kirim ke 99386. Periode vote terhitung sejak 1 Juli - 31 Oktober 2021.
Lewokluok merupakan salah satu desa dari tujuh desa yang ada di Kecamatan Demon Pagong, Kabupaten Flores Timur. Penduduk Desa Lewokluok, adalah rumpun suku Lamaholot.
Desa Lewokluok juga merupakan ibu kota Kecamatan Demon Pagong. Sebagian besar masyarakat Desa Lewokluok berprofesi sebagai petani tradisional yang masih mengandalkan pola bercocok tanaman yang diwariskan secara turun-temurun.
Lewokluok berjarak kira-kira 25 kilometer dari Kota Larantuka yang menjadi pusat ibu kota kabupaten.
Kampung adat Lewokluok Letaknya berada di tengah permukiman suku-suku yang ada di Demon Pagong. Di tengah kampung adat, terdapat Koke Bale" yang dikelilingi rumah-rumah adat suku.
Koke Bale berbentuk berupa rumah panggung yang tidak berdinding dan ditopang oleh sejumlah tiang dengan lukisan motif khas suku setempat.
Di dalam Koke Bale, disimpan seperangkat gong gendang yang digunakan saat ritual adat. Ada juga tulang-tulang hewan kurban yang dipajang di keliling Koke Bale.
Rumah adat ini memiliki fungsi sebagai tempat berkumpulnya tetua adat dalam melaksanakan ritual adat serta melaksanakan pertemuan untuk merencanakan seluruh rangkaian kegiatan di masyarakat seperti upacara membersihkan dan memperbaiki rumah adat.
Advertisement
Berfungsi Sebagai Kuil
Selain itu, rumah adat ini juga menjadi tempat pemujaan atau sejenis kuil. Masyarakat adat Demon Pagong memiliki kepercayaan terhadap dewa langit dan dewa bumi yang melindungi mereka yang dengan sebutan "Rera Wulan Tana Ekan". Rumah adat ini dianggap sebagai bangunan sakral oleh masyarakat adat sekaligus identitas suku-suku yang ada di Demon Pagong.
Sementara Kepala Desa Lewokluok, Yosep Weran mengatakan ada rumah suku Nedabang, Beribe, Lewogoran, Kabelen, lewo Lein, lewati kumanireng dan suku Hera.
“Keunikan lain di kampung adat Lewokluok adalah ritual pembersihan kampung adat. Rumput ataupun pohon yang berada dalam kawasan kampung adat, hanya dibersihkan satu kali setiap tahunnya,” sebutnya.
Untuk membersihkan, masyarakat semua suku akan menggelar sebuah ritual yang biasa disebut "Tawin Naman". Setelah ritual pembersihan kampung adat, akan dilanjutkan dengan pengatapan bubungan rumah adat.
Seminggu kemudian, masyarakat adat akan menggelar ritual adat "Tuhuk Lewon". Ritual ini akan digelar dari kampung hingga mata air.
Keesokan harinya, masyarakat melakukan pemotongan hewan kurban dari semua suku. Binatang yang sudah terbunuh itu akan digantung ke Koke Bale dan dijaga semalam oleh seluruh warga dengan tarian adat "Lian Namang". Paginya, hewan kurban itu lalu dimasak dan diantar ke sumua rumah-rumah adat suku.
"Hewan kurban lainnya diantar ke rumah suku, sedangkan satu hewan kurban dimakan bersama-sama di Koke Bale," ungkapnya.
Selain itu, masyarakat adat setempat juga masih mempertahankan ritual adat permintaan hujan sebelum musim tanam dan sesudah panen.
Ia berharap dengan masuk nominasi API Award 2021, kampung adat Lewokluok bisa menjadi terkenal di mata dunia.