Liputan6.com, Pekanbaru - Kondisi tapir terjerat di Distrik Nilo PT Arara Abadi, Kabupaten Pelalawan, mulai membaik. Kaki kanannya yang buntung akibat terjerat mulai mengering karena ada jaringan baru menutup lukanya.
Kepala Bidang I Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau, Andre Hansen Siregar menerangkan, tim medis rutin melakukan pengecekan kesehatan pada tapir terjerat itu.
Advertisement
Baca Juga
Pihaknya juga menyarankan agar tapir dipindahkan ke ruangan lebih terbuka. Tujuannya mendukung perkembangan kesehatan tapir lebih membaik lagi dari hari-hari sebelumnya.
"Kondisi terakhir luka sudah mulai menutup, radang kaki sudah tidak ada lagi, lukanya tinggal sedikit," kata Andre, Selasa petang, 24 Agustus 2021.
Tapir saat ini dirawat mantri hewan dari PT Arara Abadi. Sesuai dengan arahan dari medis BBKSDA Riau, tapir mendapatkan suntik antibiotik secara periodik.
"Tapir sudah mulai berdiri dan makannya sudah mulai banyak," kata Andre.
Menurut Andre, penyembuhan hingga pemulihan kondisi tapir terjerat bisa sampai enam bulan. Pihaknya juga akan melakukan rehabilitasi perilaku agar sewaktu-waktu tapir bisa dilepasliarkan jika memungkinkan.
"BBKSDA Riau juga akan mencoba memberikan kesempatan kepada tapir untuk beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya," jelas Andre.
Â
*** Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Simak video pilihan berikut ini:
Habitat Tapir
Andre menyebut distrik tempat tapir terjerat memang sering terlihat satwa serupa. Ada beberapa kali pertemuan di lokasi berbeda karena konsesi perusahaan tersebut banyak pakan.
"Ada beberapa individu berdasarkan pendataan yang dilakukan," jelas Andre.
Sebagai tindak lanjut, pihaknya melakukan operasi jerat agar tidak ada tapir ataupun satwa liar lainnya menjadi korban. BBKSDA Riau juga bersosialisasi kepada warga sekitar agar tidak memasang jerat.
Sebelumnya, BBKSDA Riau juga mengingatkan perusahaan agar menjaga konsesinya. Tujuannya, agar tidak ada pihak tak bertanggung jawab memasang jerat di habitat satwa liar dilindungi.
Sebagai informasi, tapir itu terjerat pada 17 Agustus 2021. Pihak perusahaan mengevakuasi dan menaruh di kantor distrik karena kondisi tapir sudah memburuk saat ditemukan.
Pada Kamis, 19 Agustus 2021, BBKSDA Riau datang ke lokasi dan memberikan obat antiradang dan vitamin. Sebelumnya, perusahaan juga memberikan obat kutu, obat anti lalat, dan antibiotik.
Tapir itu berjenis kelamin laki-laki, berumur sekitar 10 tahun dan kurus. Jerat itu membuat kaki kanan depannya buntung karena luka jerat sudah membusuk.
Advertisement