Liputan6.com, Jakarta - Pengakuan Bupati Jember Hendy Siswanto yang menerima honor Rp70 juta dari pemakaman jenazah Covid-19 membuat heboh banyak orang. Dia mengatakan, honor itu sebagai upah atas fungsinya sebagai pengarah, penanggungjawabm ketuaa, sekaligus anggota tim pemakaman Covid-19. Hendy menyebut, honor itu senilai Rp100 ribu untuk tiap warga yang meninggal karena Covid-19. Jumlahnya yang banyak membuat honor yang diterima mencapai Rp70 juta.
Dirinya mengaku tidak berharap mendapat honor itu. Dia juga mengaku honor itu tidak diterimanya, melainkan diberikan kepada keluarga yang meninggal karena Covid-19.
Terkait hal itu, anggota Pansus Covid-19 DPRD Jember Hadi Supaat mengaku menyesali adanya pejabat yang menerima honor dari pemakaman Covid-19. Apalagi pejabat yang menerima sangat banyak, mulai dari bupati hingga Kepala BPBD. Jika ditotal ada pengeluaran negara sekitar Rp282 juta hanya untuk membayar pejabat dari pemakaman jenazah Covid-19 di Jember.
Advertisement
Simak juga video pilihan berikut ini:
Viral Video Rombongan Jokowi Disalip Ambulans
Video sopir ambulans menyalip rombongan Presiden Jokowi di Samarinda, Kalimantan Timur, viral di media sosial. Diketahui ambulans dikendarai seseorang bernama Ahmad Faisal. Saat menyalip presiden, dirinya mengaku tengah mebawa pasien menuju rumah sakit. Rombongan presiden pun terlihat memberikan jalan untuk ambulans, Peristiwa itu direkam seoang warga dari pinggir jalan.
Ahmad mengaku tidak tahu kalau rombongan yang disalipnya adalah Presiden Jokowi. Yang dia tahu adalah pasien butuh cepat sampai ke rumah sakit karena kondisinya kritis dan butuh perawatan. Dirinya pun sempat kaget saat sepeda motor pengawal presiden menghampirinya. Saat itu mereka malah memberikan aba-aba membuka jalan agar Ahmad melanjutkan perjalanan.
Advertisement
Running Text Dibajak Bawa-Bawa Nama Bupati dan KPK
Peristiwa unik terjadi di lampu display running text lalu lintas di Simpang Jam, Kota Lhokseumawe. Tulisan running text itu tiba-tiba bertuliskan kalimat provokatif, “Pak Suaidi Siap-siap ga lama lagi kami jemput by KPK”. Menurut pengakuan warga sekitar, tulisan itu bertahan hingga 20 menit dan menjadi perhatiana banyak orang.
Kepala Dinas Perhubungan, Kota Lhokseumawe Mulyanto mengatakan, running text itu dibajak orang tak bertanggungjawab. Suaidi Yahya sendiri merupakan nama Wali Kota Lhokseumawe. Dishub yang melihat itu langsung mematikan running text dan melapor ke polisi. Dirinya berharap pihak kepolisian serius menangani kasus ini agar pelaku jera, karena telah mengganggu ketertiban umum.