Liputan6.com, Purbalingga - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menginstruksikan agar dilakukan "tracing" atau pelacakan kontak terkait dengan temuan klaster pembelajaran tatap muka (PTM) di beberapa daerah.
"Saya minta dilakukan pelacakan, dicari penyebabnya dari mana, masuknya seperti apa agar bisa segera tertangani," katanya di Semarang, Rabu, dikutip Antara.
Advertisement
Baca Juga
Menurut Ganjar, kasus COVID-19 klaster PTM di Purbalingga menjadi peringatan bagi semua daerah di Jateng untuk lebih berhati-hati, karena berdasarkan pengecekan, sejumlah sekolah di Purbalingga menggelar PTM tanpa izin.
"Saya tekankan, kenapa penting setiap sekolah yang ingin menyelenggarakan PTM untuk lapor dulu, supaya bisa dipantau," tegasnya.
Ganjar meminta setiap daerah mengambil tindakan tegas berupa pembubaran jika ada sekolah yang menggelar PTM tanpa izin.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Bubarkan PTM Tak Berizin
"Yang tidak lapor, bubarkan. Ini menjadi pembelajaran buat kita semua. Seluruh sekolah, baik negeri maupun swasta, siapapun yang menggelar PTM tolong laporkan agar kami bisa melakukan pengecekan sejak awal," ujarnya.
Ganjar juga sudah memerintahkan seluruh daerah untuk melakukan tes acak di beberapa sekolah dalam waktu tertentu agar bisa diketahui perkembangan PTM saat ini.
"Saya minta segera dilakukan 'random test' dalam waktu-waktu tertentu agar bisa diketahui kondisinya," katanya.
Sebelumnya diwartakan, berdasarkan tes antigen terhadap 61 siswa SMPN 3 Mrebet, Purbalingga menunjukkan hasil positif COVID-19, sebelumnya 90 orang dari SMPN 4 Mrebet hasil tes antigennya juga sama (positif).
Advertisement