Mengintip Indahnya Kain Tenun Gringsing Khas Desa Wisata Tenganan

Kain Tenung Gringsing khas Desa Wisata Desa Wisata Tenganan Pegringsingan, Kabupaten Karangasem, Bali dipersiapkan menjadi buah tangan pada acara pemimpin dunia di ajang G20 tahun 2022 mendatang.

oleh Dewi Divianta diperbarui 27 Sep 2021, 06:00 WIB
Diterbitkan 27 Sep 2021, 06:00 WIB
Kain Tenun Gringsing Bali
Kain Tenun Gringsing Bali (Dewi Divianta/Liputan6.com)

Liputan6.com, Denpasar - Kain tenun Gringsing yang menjadi salah satu produk ekonomi kreatif khas Desa Wisata Tenganan Pegringsingan, Kabupaten Karangasem, Bali, disiapkan menjadi buah tangan atau souvenir bagi para pemimpin dunia yang hadir di ajang G20 di Bali tahun depan.

Hal tersebut sebagai bentuk promosi agar kain tenun Gringsing semakin dikenal dunia. Tak hanya itu, diharapkan memberikan dampak ekonomi yang besar dengan terbukanya lapangan kerja bagi masyarakat Desa Wisata Tenganan Pegringsingan.

Seperti diketahui, pandemi Covid-19 memberi dampak yang besar dengan menurunnya produksi kain tersebut oleh masyarakat. 

Kain Tenun Gringsing adalah salah satu warisan budaya kuno Bali yang masih bertahan sampai saat ini. Kain ini dikenal dengan proses pembuatannya yang rumit sehingga membutuhkan waktu yang cukup lama.

Proses tenunnya membutuhkan waktu sekitar dua bulan. Untuk motif ikat gandanya, memerlukan waktu yang lebih lama. Karenanya kain ini memiliki harga jual cukup tinggi.

Dalam proses pewarnaannya, kain gringsing tidak bisa memiliki warna yang pekat dan tahan lama apabila tidak diberi warna yang dihasilkan oleh minyak kemiri.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Salahuddin Uno saat melakukan visitasi 50 Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2021 di Desa Wisata Tenganan Pegringsingan, Kabupaten Karangasem, Balimmengatakan, hal tersebut sebagai solusi langsung yang diberikan pihaknya dalam upaya membangkitkan kembali pariwisata dan ekonomi kreatif.

“Desa wisata Tenganan Pegringsingan ini menerapkan konsep community based tourism. Tadi Ibu Susi, salah satu pengrajin kain tenun Gringsing mengatakan omzetnya turun semenjak pandemi. Sekarang langsung mendapat pesanan dari Kemenparekraf sebanyak 120 kain," kata Menparekraf Sandiaga kepada awak media, Sabtu (25/9/2021).

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

 

Simak Video Pilihan Ini:

Jadi Souvenir KTT G20

Kain Tenun Gringsing Bali
Kain Tenun Gringsing Bali (Dewi Divianta/Liputan6.com)

Menteri Sandiaga menyebut, produk masyarakat Desa Wisata Tenganan tersebut akan dipesan untuk membangkitkan perekonimian masyarakat sekitar. 

"Nantinya kain-kain yang dihasilkan masyarakat akan dijadikan souvenir bagi kontingen atau peserta G20. Diharapkan bisa membuka lapangan kerja bagi 400 orang masyarakat desa,” ujar dia.

Tak hanya itu, pihaknya juga akan berupaya mendorong kain tenun Gringsing dikukuhkan sebagai warisan budaya tak benda (Intangible cultural heritage) oleh UNESCO. Sebagai bahan pertimbangan, bahwa kain gringsing merupakan satu-satunya tenun ikat ganda dari Indonesia.

“Karena kain ini sudah mendapat warisan budaya dari Kemendikbud Ristek. Kita akan turunkan tim untuk mulai menata agar bisa didaftarkan sebagai warisan budaya tak benda ke UNESCO, jadi yang nasional sudah dan ini seiring dengan desa wisata Tenganan berkelas dunia,” tutur mantan Wagub DKI Jakarta itu.

Sementara itu, pihaknya juga akan memberikan pendampingan bagi masyarakat. Sehingga produk-produk lain khas dari Desa Wisata Tenganan Pegringsingan memiliki nilai tambah yang semakin baik.

“Seperti Pak Wayan yang memiliki usaha madu akan kita bantu dengan program BEDA'KAN (Bedah Desain Kemasan Kuliner Nusantara) dan dalam waktu segera bisa ada transformasi sehingga saat perhelatan G20 beliau sudah memiliki produk yang kita bisa pajang bagi para peserta yang nanti kami ajak ke Desa Tenganan ini,” pungkasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya