Nestapa Atlet Difabel Sumbar Jelang Peparnas di Papua, Berutang hingga Jual Mobil Pribadi

Nasib malang dialami atlet difabel Sumbar jelang Peparnas Papua 2021.

oleh Novia Harlina diperbarui 29 Sep 2021, 14:00 WIB
Diterbitkan 29 Sep 2021, 14:00 WIB
Atlet disabilitas Sumbar datangi kantor Dispora. (Liputan6.com/ Novai Harlina)
Atlet disabilitas Sumbar datangi kantor dispora. (Liputan6.com/ Novai Harlina)

Liputan6.com, Padang - Satu bulan menjelang Pekan Paralimpik Nasional (Peparnas) XVI di Papua, puluhan atlet difabel asal Sumatera Barat blak-blakan soal persiapan event olahraga nasional itu.

Pasalnya, hingga kini dana untuk para atlet sejak masa training belum cair sama sekali, termasuk untuk pemenuhan kebutuhan harian atlet yang tengah berlatih.

Bahkan, ada di antara atlet yang harus menjual kendaraan pribadi seperti mobil dan motor untuk memenuhi kebutuhan selama masa latihan sekaligus memenuhi kebutuhan keluarga yang ditinggalkan di kampung halaman.

Hal itu mengemuka ketika puluhan atlet menyampaikan keluhannya itu di Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora Sumbar, Selasa (28/9/2021).

"Ada yang jual motor pribadi, ada yang jual mobil satu-satunya, bahkan berhenti dari tempat kerja demi persiapan Peparnas ini," kata Ketua National Paralimpik Committe (NPC) Sumbar, Arizal Aries.

Arizal menyebut keluhan ini disampaikan kepada pihak terkait karena merasa dianaktirikan oleh Pemprov Sumbar.

Anggaran untuk atlet Peparnas, lanjutnya, sudah disetujui Rp2,5 miliar melalui dana hibah, tetapi hingga saat ini belum bisa dipastikan waktu pencairannya.

Saksikan juga video pilhan berikut ini:


Disuruh Talangi Sebelum Dana Cair

Salah seorang atlet yang menjual kendaraan demi penuhi kebutuhan selama training Peparnas. (Liputan6.com/ Novia Harlina)
Salah seorang atlet yang menjual kendaraan demi penuhi kebutuhan selama training Peparnas. (Liputan6.com/ Novia Harlina)

Salah seorang atlet kontingen dari Sumbar yang menjual mobil yakni Pegi Pratama, demi memenuhi kebutuhan selama masa latihan. Ia menjual mobil satu-satunya itu, selain untuk kebutuhan selama di Kota Padang, juga untuk keperluan dua anak dan istrinya di kampung halaman, Tanah Datar.

"Terpaksa dijual, saya ingin mengharumkan nama Ranah Minang, namun tidak ada uang lagi untuk persiapan Peparnas ini," jelasnya.

Setiap hari, lanjutnya, setidaknya butuh uang Rp100 ribu, untuk makan, dan asupan vitamin. Mereka berharap usaha ini bisa meraih emas nantinya.

Menanggapi itu Kepala Bidang Pembudayaan Olahraga Dispora Sumbar, Rasydi Sumetry menjelaskan kecemasan itu memang wajar karena para atlet butuh vitamin, uang makan, perlengkapan kontingen, hingga uang saku.

"Dana itu belum cair, kami harap atlet, pelatih dan official bersabar terlebih dahulu," ujarnya.

Menjelang dana hibah itu cair, ia meminta atlet agar minta ditalangi atau mencari utangan dulu. Pihaknya mengusahakan dana cair sebelum berangkat.

Dalam laga Peparnas XVI di Papua ini, NPC Sumbar memberangkatkan 45 atlet untuk mengikuti 9 cabang dari 12 cabang olahraga yang diperlombakan.

Target yang akan dicapai pada Peparnas ini dengan membawa 9 emas untuk Ranah Minang, pada cabang angkat berat, tenis meja, lari, dan catur.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya