Liputan6.com, Bandung - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil meninjau Kali Rasmi di Desa Wangunharja, Kecamatan Cikarang Utara, Kabupaten Bekasi, Selasa (9/11/2021). Pemkab Bekasi, kata Emil, dapat meniru program Citarum Harum dalam menangani pencemaran di Kali Rasmi agar kejadian serupa tak terulang.
Baca Juga
Advertisement
Menurutnya, air Sungai Citarum dalam tiga tahun kualitasnya membaik dari asalnya cemar berat menjadi cemar ringan.
"Mengkopi keberhasilan Citarum. Sungai ini rumit karena melewati 13 kota/kabupaten. Dari yang asalnya hitam tercemar menjadi cemar ringan. Kalau Citarum skala besar saja bisa kenapa kali yang lebih kecil tidak bisa kuncinya adalah kekompakan itu," kata Emil.
Pola yang bisa diterapkan yakni pentahelix melibatkan semua pemangku kebijakan mulai dari pemerintahan, akademisi, pengusaha, komunitas, dan media. Pada program Citarum Harum, komunitas lingkungan, pelibatan TNI/Polri sangat gampang dilakukan dan efektif.
"Mari kita mulai tradisi melibatkan TNI/Polri dan komunitas. Selama ini kalau tidak melibatkan TNI/Polri, yang buang limbah tidak takut," ucap Emil.
Ia mencontohkan satu pabrik yang bebas membuang limbah bertahun-tahun, begitu ketahuan oleh TNI/Polri langsung didatangi.
"Waktu di Citarum juga sama, bertahun-tahun enggak ada yang takut. Waktu TNI Polri datang, langsung saluran limbahnya dicor. Tercatat ada 70 pabrik ngeyel kita bawa ke pengadilan,” ujar Emil.
*** Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Sanksi Sosial
Sebelum ke pengadilan, sanksi sosial akan diberlakukan dengan meminta maaf secara terbuka kepada publik yang otomatis akan mempengaruhi citra baik perusahaan tersebut. Kemudian perusahaan akan dihukum dengan membuat berbagai fasilitas pengolah limbah atau infrastruktur anti pencemaran.
Satu hal lagi yang harus ditiru adalah sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat mulai dari hal terkecil yakni tidak membuat sampah atau limbah cair ke sungai.
"Tidak bisa pemerintah membereskan berbagai urusan, sementara sumber yang bikin banjirnya datang dari mereka-mereka yang buang sampah sembarangan," kata Emil.
Dengan pola yang sama dengan Citarum, Emil optimistis penanganan Kali Rasmi dapat terselesaikan dengan cepat. Satu bulan pertama yang perlu dilakukan adalah penguatan organisasi, termasuk membentuk tim muda patroli sungai tersebut.
“Pola Citarum akan dipakai untuk diterapkan di Kali Rasmi ini. Waktu satu bulan kita selesaikan organisasinya," ungkapnya.
Emil belum lama ini menghadiri Konferensi COP26 di Glasgow, Skotlandia. Setelah pulang dan karantina tiga hari, ia langsung kerja memantau Kali Rasmi.
Advertisement