Liputan6.com, Palembang - Literasi terkait keuangan dan perbankan syariah, memang belum terlalu banyak dikenal di kalangan para jurnalis dan masyarakat luas.
Untuk itu, Jurnalis Ekonomi Syariah (JES) Palembang menggandeng Bank Syariah Indonesia (BSI), menggelar edukasi literasi keuangan syariah, yang berjudul ‘Babak Baru Perbankan Syariah’, dengan tema ‘Potensi dan Tantangan Bank Syariah di Indonesia’.
Edukasi yang digelar secara webinar pada hari Selasa (9/11/2021) lalu, diikuti oleh sekitar 60 orang jurnalis dari Pulau Sumatra.
Advertisement
Yakni dari Lampung, Jambi, Bengkulu, Sumatera Selatan (Sumsel), Sumatera Barat (Sumbar) dan Bangka Belitung (Babel).
Baca Juga
Dalam kegiatan edukasi ini, beberapa pembicara berkompeten pun hadir. Seperti Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Fatah Palembang Heri Junaidi
Direktur Pengawasan OJK KR 7 Sumbagsel, Iwan M Ridwan, Chief Economist BSI, Banjaran Surya Indrastomo dan Funding & Transaction Business Deputy BSI Ichsan Mahyudi, yang dimoderatori Dinda Wulandari, jurnalis Bisnis Indonesia.
Diungkapkan Chief Economist BSI, Banjaran Surya Indrastomo, saat ini cabang bank syariah dan konvensional di Indonesia memang berbanding 1:1000.
“Namun dengan adanya digital, saya rasa ini menjadi kunci bagaimana kita bisa dengan adanya digital, saya rasa menjadi kunci bagaimana kita bisa chatching up,” ucapnya, saat ditulis Kamis (11/11/2021).
Menurutnya, semua membutuhkan proses. Dan dia juga berterima kasih dengan semua stakeholder, yang masih mendukung bank syariah untuk berproses hingga kini.
Banjaran menuturkan, banyak usaha dari BSI untuk memperbaiki apa saja yang masih kurang dalam menjalani perbankan syariah.
“Termasuk pendekatan secara milenial. Ini yang diamanahkan oleh Presiden Jokowi. Komitmen itu sudah ada di kami dan jajaran managemen, publik, termasuk bagaimana kaum milenial ada di jajaran managemen,” katanya.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Kekuatan Ekonomi Baru
Dilanjutkannya, pendekatan perbankan syariah juga secara relevan tak hanya ke kaum tertentu saja. Namun tantangan ke depannya, bagaimana mendukung Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) dam sektor daerah lainnya.
Funding & Transaction Business Deputy BSI Ichsan Mahyudi berharap, kehadiran BSI saat ini yang sudah sepenuhnya beroperasi secara single system, dan membangkitkan kekurangan ekonomi syariah secara nasional dan global.
“BSI bertekad menjadi ton ten global bank syariah. Saat ini BSI berada posisi ketujuh bank syariah, dihitung dari asetnya,” ucapnya.
Dia juga berharap ke depannya, agar bank-bank yang dibentuk langsung Presiden Jokowi ini, bisa menjadi kekuatan ekonomi baru yang hadir. Terutama hingga pelosok daerah, yang menjangkau nasabah lebih luas lagi.
Ichsan menuturkan, BSI sudah merencanakan kekuatan branding, untuk meningkatkan strategi promosi agar bisa mengjangkau semua masyarakat di Indonesia.
Advertisement
Keuangan dan Ekonomi Syariah
“Makanya kita membuka aplikasi BSI Hasanah Card dari BSI mobile, itu salah satu cara kita untuk penguatan branding,” katanya.
Diakuinya, BSI yang masih berusia seumur jagung, membutuhkan proses terintegrasi yang menjadi tantangan tersendiri. Dengan tetap tumbuh dan menyatukan berbagai kultur, dia yakin, BSI bisa melakukan percepatan pertumbuhan dan peningkatan branding.
Terkait webinar yang digelar, Ichsan berpesan agar ada ilmu yang didapatkan dalam kegiatan tersebut, serta meningkatkan pemahaman literasi keuangan dan ekonomi syariah.
Sehingga, lanjut Ichsan, masyarakat semakin paham, manfaat keuangan syariah dan semakin banyak masyarakat yang bertransaksi di perbankan syariah.
“Semoga webinari ini bisa menambah wawasan, agar semakin banyak masyarakat bertransaksi di bank syariah dan memajukan ekonomi syariah,” ujarnya.