Liputan6.com, Palembang - Program social healing yang digagas Yayasan Erick Thohir menyasar warga RT 40 Kelurahan 20 Ilir 2, Kecamatan Kemuning, kota Palembang.
Pemukiman yang padat penduduk itu, sangat terbantu dengan keberadaa lapangan dan dinding mural seluas 12 x 12 meter. Terutama bagi anak-anak dalam menuangkan ekspresinya dengan cara menggambar atau mural.
Junita Wijayanti, siswi Madrasah Aliyah nampak tenang menggerakan setiap kali kuasnya pada dinding. Dia menyelesaikan gambar Erick Thohir yang sedang tersenyum sambil mengacungkan jempol.Â
Advertisement
Beberapa kali Ia menyapu kuasnya pada tempat yang sama. Sekedar untuk mempertebal guratan warna pada gambar Menteri BUMN itu.
"Gambar pak Erick ini bentuk terimakasih kami dibangunkan ruang ekspresi," katanya, Jumat (19/11/2021).
Disamping gambar itu, berjejer beberapa lukisan yang sudah diselesaikan dirinya beserta lima teman sejawatnya. Ada lima lukisan. Sebagian besar lukisan mempunyai makna kebersamaan warga selama mengisi waktu masa pandemi.
Perempuan 17 tahun ini mengungkapkan, dalam menggambar dirinya lebih sering mengandalkan imajinasinya dan mood atau suasana hati. Baik dalam pemilihan gambar yang akan dilukis. Begitu juga waktu untuk menyelesaikannya.
Junita mengungkapkan akhir tahun 2021 nanti, dirinya akan membuat mural pemandangan Pantai Kuta Bali.
"Google juga sebagai referensi menentukan tema, termasuk tema itu," tambah Junita.
Ketua RT 40 sekaligus inisiator, Yuyun mengaku apa yang dilakukannya dengan menyedikan lahan tidaklah sia- sia bagi 82 kepala keluarga (KK). Sebab, sebelum ada dinding mural, anak-anak lebih sering menghabiskan waktu bermain di jalanan.
"Anak-anak bermain seringnya main di jalan utama perumahan," sebut Yuyun.
Ibu empat orang anak ini pun mengaku mengambil tema Mural, lantaran dirinya yang juga senang menggambar. Sehingga, memanfaatkan sisi dinding yang tepat menghadap lapangan.
"Saya orangnya suka menggambar dan saya suka melihat hal-hal yang berwarna warni. Sehingga tempatnya menarik. Juga sebagai media untuk anak-anak yang hobi menggambar juga,"ungkapnya.
Yuyun juga menceritakan, awal mulanya pembangunan lapangan mural ini dibangun oleh Yayasan Erick Thohir. Wujud lapangan ini, merupakan tanah merah yang ditimbun, sehingga kondisinya ketika sudah hujan becek dan jalan menjadi kotor. Karena lokasi ini, sambung dia, hanya satu-satunya sebagai ruang kegiatan publik, akhirnya sempat warga meratakan dengan batu dan pasir agar tidak terlalu becek ketika hujan.
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Tim dari E Troopers
"Kemudian tim dari E Troopers datang dan bertanya apakah lokasi ini bisa menjadi salah satu titik social healing untuk diperbaiki. Saat itu, saya dan beberapa tokoh warga berembuk dan menyambut positif,"tutur Yuyun.
Yuyun mengakui tema di lapangan mural ini masih pada gambar-gambar suasana permainan peringatan 17 Agustus.
Salah satunya, kata dia, seperti gambar mural cabang perlombaan memindahkan air dengan baskom yang diikuti ibu-ibu.
"Dalam menggambar selalu mengangkat tema keramaian dan anak-anak. Jadi bukan mural yang sifatnya sulit dimengerti anak-anak. Seperti grafiti,"ucapnya.
Advertisement