Harimau Wara-wiri Usai Mangsa 2 Sapi, Warga Maua Agam Takut Pergi ke Kebun

Warga di Maua Agam tidak pernah ke kebun semenjak harimau memangsa dua ekor sapi beberapa hari lalu.

oleh Liputan6.com diperbarui 11 Des 2021, 11:00 WIB
Diterbitkan 11 Des 2021, 11:00 WIB
Ilustrasi harimau Sumatera
Ilustrasi harimau Sumatera (dok.pixabay/Jolenka)

Liputan6.com, Agam - Sejak harimau sumatra (Panthera Tigris Sumatrae) berkeliaran di pemukiman, warga Maua Hilia, Nagari Salareh Aia, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, jadi was-was saat ingin berkebun. Padahal saat ini sudah waktunya panen buah pinang dan kelapa sawit.

Salah seorang warga, Rano (38) di Lubukbasung, Jumat (10/12/2021) mengatakan, dirinya tidak pernah ke kebun untuk memanen hasil perkebunan jenis pinang dan tandan buah segar kelapa sawit.

"Saya dan warga lainnya tidak pernah ke kebun semenjak harimau memangsa dua ekor sapi pada Selasa (30/11) sampai Jumat (10/12)," katanya.

Dengan kondisi itu, tambahnya buah pinang dan tandan buah segar kelapa sawit sudah masak, sehingga sudah jatuh ke tanah. Ini mengingat buah pinang dan tandan buah segar kelapa sawit sudah bisa dipanen satu minggu lalu.

"Pohon pinang ada sekitar 800 batang dan kelapa sawit 570 batang yang tidak dipanen," katanya.

Akibat kondisi itu, pihaknya mengalami kerugian sekitar Rp3 juta untuk tandan buah segar kelapa sawit, karena harga Rp2.500 per kilogram. Sedangkan produksi tandan buah segar kelapa sawit sekitar 1,6 ton per panen.

"Untuk buah pinang, bisa kami kumpulkan beberapa hari ke depan," katanya.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Imbauan Kepala Resor Konservasi

Sementara itu, Kepala Resor Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) Agam, Ade Putra mengimbau warga untuk bersama-sama ke kebun dalam memanen dan mengandangkan ternak.

"Warga agar tidak terpancing dengan isu tidak benar seperti, sering ditemukan harimau dan mahkluk lainnya," katanya.

Ia menambahkan, Resor KSDA Agam sudah dua kali melakukan penanganan konflik manusia dengan satwa ini. Penanganan pertama pada 1-4 Desember 2021 dan jejak satwa tidak ditemukan, sehingga dihentikan.

Setelah itu, harimau kembali muncul dengan mengejar lima sapi milik Doni (18) dan Zara (35) pada Senin (6/12) pagi, sehingga Tim KSDA Agam kembali melakukan penanganan berupa memasang kamera jebak dan meningkatkan penghalauan dengan cara bunyi-buyian.

"Kamera jebak tidak mendapat gambar visual dan jejak kaki harimau yang baru tidak ditemukan, sehingga penanganan konflik kita hentikan," katanya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya