Liputan6.com, Garut - Puncak perayaan Hari Amal Bakti ke-76 Kementerian Agama (Kemenag) Garut Jawa Barat berlangsung khidmat di pekan perdana 2022. Momen itu diharapkan mampu menjadikan Kemenag Garut sebagai "Rumah Teduh" bagi seluruh pemeluk agama di Kota Dodol Garut.
"Kemenag itu tidak hanya menganyomi satu agama saja tapi seluruh agama, tentu Islam mendapat porsi perhatian berbeda sebab agama mayoritas masyarakat," ujar Kepala Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Garut, Cece Hidayat, selepas puncak perayaan Hari Amal Bakti Kementerian Agama, Senin (3/1/2022).
Advertisement
Baca Juga
Menurutnya, keberagaman masyarakat Garut yang dikenal dinamis sejak lama, harus mampu dipertahankan sebagai salah satu pilar utama dalam menjalankan kehidupan bermasyarakat.
"Hindari sikap intoleransi termasuk radikalisme atas nama agama," dia mengingatkan.
Untuk itu, sudah saatnya warga Garut lebih peka dan melek pentingnya toleransi dalam menjalankan ibadahnya masing-masing, sehingga memberikan rasa aman bagi semua pemeluk agama.
"Kehadiran kami tidak akan menjadikan mayoritas menjadi minoritas, begitu pun sebaliknya, tapi rumah teduh bagi semua," ujar dia mengajak pentingnya menjaga rasa persatuan antar umat beragama.
Â
Simak video pilihan berikut ini:
Pilkada Garut 2023
Masuknya momen pemilihan kepala daerah (pilkada) yang akan digulirkan pemerintah daerah (Pemda) Garut tahun depan, keberadaan sikap toleransi dan tepo saliro harus menjadi perhatian seluruh pemeluk agama di Garut.
"Kami pun sebagai ASN wajib memberikan teladan dan contoh dalam mengayomi seluruh kepentingan umat beragama," ujar dia.
Sebagai lembaga negara yang mengayomi seluruh umat, Kementerian Agama (Kemenag) terus berikhtiar meningkatkan kualitas kehidupan beragama masyarakat Garut.
"Tentu kami berupaya memberikan contoh yang baik untuk meningkatkan sikap berbudi pekerti, berakhlak mulia, beriman dan bertakwa," kata dia.
Dalam kesempatan itu, Cece berharap pemerintah daerah (Pemda) Garut memberikan perhatian, terutama bantuan perbaikan sarana Kantor Urusan Agama (KUA) di tiap wilayah, yang saat ini sebagian besar kondisinya cukup memprihatinkan.
"Kami mohon kiranya Bapak Bupati untuk memberi solusi agar Gedung KUA yang tidak layak diberi bantuan pembangunan atau rehab," kata dia.
Advertisement