Kisah Tragis Sejoli di Padalarang: Hubungan Cinta Kandas, Nyawa pun Tandas

Selang beberapa hari setelah melakukan aksi kejinya, pelaku gantung diri.

oleh Huyogo Simbolon diperbarui 13 Mei 2022, 11:00 WIB
Diterbitkan 13 Mei 2022, 11:00 WIB
Ilustrasi gantung diri (iStock)
Ilustrasi gantung diri (iStock)

Liputan6.com, Bandung - Pembunuhan sadis berlatar belakang asmara menggemparkan warga di Kampung Gunung Bentang, Desa Jayamekar, Kecamatan Padalarang, Kabupaten Bandung Barat, Minggu (8/5/2022). Seorang pria bernama Mulyadi (40), membunuh perempuan bernama WS yang tak lain kekasihnya sendiri.

Namun, selang beberapa hari setelah melakukan aksi kejinya, pelaku gantung diri.

Pelaku membunuh WS sekitar pukul 10.00 WIB. Korban ditusuk di bagian perut serta dilukai pada bagian leher hingga menyebabkan meninggal dunia saat dibawa ke rumah sakit.

Keterangan Ketua RW setempat, Agus Sopian menerangkan, pelaku bahkan sempat mengancam korban sejak dua hari sebelum kejadian pembunuhan itu terjadi.

"Dia (pelaku), masih keliling-keliling di sini dan ada ancaman (pembunuhan) dan ternyata terjadi juga," kata Agus.

Kapolres Cimahi Ajun Komisaris Besar Imron Ermawan menduga, Mulyadi sudah merencanakan membunuh WS. Hal itu diperkuat ketika pelaku sengaja membawa belati sebelum menghabisi korban.

"Patut diduga bahwa pelaku ini sudah merencanakan penganiayaan yang mengakibatkan korban meninggal dunia. Buktinya pada waktu melakukan (pembunuhan), pelaku sudah memegang belati, informasinya berdasarkan keterangan saksi," kata Imron.

Setelah melakukan aksi pembunuhan itu, pelaku langsung melarikan diri dengan membawa sebuah pisau belati yang digunakan untuk membunuh korban. Adapun latar pembunuhan itu ditengarai karena kandasnya hubungan asmara antara korban dan pelaku.

Satreskrim Polres Cimahi pun membentuk tim untuk memburu dan menangkap pelaku. Mereka juga dibantu masyarakat.

Namun, empat hari kemudian, pelaku Mulyadi ditemukan gantung diri di kebun milik warga dengan posisi badan sudah tergantung di pohon setinggi tiga meter. Penemuan jenazah itu diketahui pada Kamis (12/5/2022) sekitar pukul 06.00 WIB.

"Jadi ditemukan dalam keadaan meninggal dunia," ucap Kepala Bidang Humas Polda Jabar Kombes Ibrahim Tompo.

Ibrahim mengatakan, penemuan jasad Mulyadi berawal ketika polisi melakukan pemantauan di kediamannya. Tim yang memantau kediaman pelaku lantas mendengar suara histeris.

"Kemudian, terdengar suara histeris tangisan sekitar pukul 6 pagi di rumah keluarga tersangka. Setelah dicek, dikonfirmasi ke dalam ternyata keluarganya itu mendapat info bahwa yang bersangkutan meninggal dunia dengan cara gantung diri di kebun," kata Ibrahim.

Setelah tim menelusuri informasi tersebut, Mulyadi sudah dalam keadaan tak bernyawa dengan posisi gantung diri.

"Akhirnya anggota bersama keluarga dan beberapa orang kampung melakukan pengecekan ke lokasi. Hasilnya, yang bersangkutan ditemukan dalam keadaan gantung diri," ucap Ibrahim.

 

*** Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Diduga Tertekan

[Bintang] Ketahui Suaminya Punya Istri Lain, Perempuan Ini Gantung Diri
(Ilustrasi) gantung diri | via: dhakatribune.com

Polisi menduga Mulyadi nekat mengakhiri hidupnya karena tertekan setelah membunuh perempuan yang diketahui merupakan kekasihnya.

"Kemungkinan dikarenakan pelaku sudah mendapat tekanan secara psikis dan merasa dirinya sudah terkepung baik oleh warga setempat maupun pihak kepolisian. Sehingga pelaku mengambil jalan pintas dengan cara gantung diri,” kata Ibrahim.

Adapun Mulyadi dianggap sebagai warga yang meresahkan di Desa Jaya Mekar, Kecamatan Padalarang.

"Selalu meresahkan warga setempat dan tindakan pelaku yang melakukan pembunuhan diperkirakan akan memunculkan rasa antipati terhadap keluarga saudara Mulyadi maupun pengucilan terhadap keluarga saudara Mulyadi," kata Ibrahim.

WS dan Mulyadi diketahui memiliki hubungan asmara. Hubungan janda dan duda ini bahkan sudah diketahui keluarga dari kedua belah pihak. Apalagi rumah keduanya hanya berjarak sekitar 1 km.

Namun, hubungan itu harus kandas. Berdasarkan keterangan keluarga, WS memilih memutuskan jalinan cinta mereka. Salah satu alasannya perangai Mulyadi yang masih suka mencuri untuk kehidupan sehari-hari, meski sesekali bekerja sebagai kuli bangunan.

Tidak menerima keputusan WS yang memutuskan hubungan, Mulyadi kalap pikiran. Beberapa hari sebelum pembunuhan, dia pun kerap mendatangi rumah korban sambil membawa pisau.


Penyidikan Disetop

Ilustrasi garis polisi pembunuhan (Merdeka.com/ Ronald)
Ilustrasi - Rumah korban pembunuhan dipasang garis polisi (Merdeka.com / Ronald)

Status pidana terhadap Mulyadi yang menjadi tersangka atas pembunuhan terhadap WS pun akhirnya batal demi hukum. Berdasarkan pasal 109 KUHPidana, status pidana terhadap Mulyadi batal demi hukum atau proses penyidikan dihentikan karena pelaku meninggal dunia.

"Karena tersangka meninggal dunia, berdasarkan Pasal 109 ayat 2 KUHP, penyidikan dihentikan demi hukum dengan pertimbangan tersangka meninggal dunia. Hal ini akan disampaikan kepada penuntut umum sesuai KUHP dan keluarga korban," kata Ibrahim.

Sementara, berdasarkan hasil autopsi disimpulkan bahwa tersangka Mulyadi tewas gantung diri. "Berdasarkan pemeriksaan oleh dokter forensik, tanda-tanda akibat gantung diri ditemukan. Mengenai masalah pangkal lidah hingga keluar urine pada kemaluan," kata Ibrahim.

Sejumlah barang bukti di sekitar lokasi bunuh diri Mulyadi pun turut diamankan polisi. Di antaranya, sebuah tali tambang, pisau dapur, rokok dan uang senilai Rp80 ribu.

Jasad tersangka sempat dilarikan ke Rumah Sakit Sartika Asih. Ketika akan dimakamkan, sempat ada penolakan dari pihak warga setempat. Sehingga jasad korban pun akhirnya dimakamkan di TPU PTPN VIII Desa Rajamandala Kulon, Cipatat.


Kontak Bantuan

Ilustrasi Bunuh Diri. (Freepik/Dashu83)
Ilustrasi Bunuh Diri. (Freepik/Dashu83)

Bunuh diri bukan jawaban apalagi solusi dari semua permasalahan hidup yang seringkali menghimpit. Bila Anda, teman, saudara, atau keluarga yang Anda kenal sedang mengalami masa sulit, dilanda depresi dan merasakan dorongan untuk bunuh diri, sangat disarankan menghubungi dokter kesehatan jiwa di fasilitas kesehatan (Puskesmas atau Rumah Sakit) terdekat.

Bisa juga mengunduh aplikasi Sahabatku: https://play.google.com/store/apps/details?id=com.tldigital.sahabatku

Atau hubungi Call Center 24 jam Halo Kemenkes 1500-567 yang melayani berbagai pengaduan, permintaan, dan saran masyarakat.

Anda juga bisa mengirim pesan singkat ke 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat surat elektronik (surel) kontak@kemkes.go.id.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya