Warga Kabupaten Bandung Diimbau Waspada Potensi Hujan Disertai Angin Kencang

BMKG mengimbau warga Kabupaten Bandung untuk mewaspadai potensi hujan disertai angin kencang seiring dengan adanya pertumbuhan awan Cumulonimbus (Cb) yang masih tinggi.

oleh Dikdik Ripaldi diperbarui 04 Jun 2022, 07:00 WIB
Diterbitkan 04 Jun 2022, 07:00 WIB
Ilustrasi - Hujan lebat disertai puting beliung di Wangon, Banyumas. (Foto: Liputan6.com/BPBD BMS/Muhamad Ridlo)
Ilustrasi - Hujan lebat disertai puting beliung di Wangon, Banyumas. (Foto: Liputan6.com/BPBD BMS/Muhamad Ridlo)

Liputan6.com, Bandung - Masyarakat di wilayah Bandung Raya, termasuk Kabupaten Bandung diminta untuk mewaspadai potensi hujan disertai angin kencang. Peluang hujan diprediksi tinggi terjadi pada tanggal 5-6 Juni 2022 ini.

Diketahui, pada Kamis (2/6/2022), sebuah rumah di Kampung Parigi, RT 02/RW 07, Desa Ciparay, Kecamatan Ciparay, Kabupaten Bandung, dilaporkan ambruk akibat angin kencang. Seorang lansia dikabarkan mengalami patah tulang karena tertimpa bangunan yang rubuh.

Kejadian tersebut sempat disebarkan oleh beberapa akun media sosial Instagram @Ciparay.id.

Prakirawan Cuaca Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Bandung, Yan Firdaus menjelaskan, wilayah Bandung saat ini sebetulnya sudah masuk pada musim kemarau. Namun, peluang hujan angin disertai kilat dan petir tetap ada.

"Tahun ini wilayah Jawa Barat termasuk Bandung Raya diprediksi akan mengalami musim kemarau basah. Kenaikan curah hujan pada musim kemarau diprediksi berkisar antara 50 persen hingga 150 persen dari jumlah curah hujan normalnya," katanya kepada Liputan6.com, Jumat (3/6/2022).

"Dalam tiga hari ke depan potensi hujan masih ada, namun yang paling besar potensi hujannya ada di tanggal 5 dan 6 Juni, berpotensi hujan di sertai kilat, petir dan angin kencang, terjadi pada siang sampai sore hari," ia menambahkan.

Menurutnya, angin kencang berpeluang terjadi seiring dengan adanya pertumbuhan awan Cumulonimbus (Cb) yang masih tinggi di sekitar wilayah Bandung.

"Potensi kejadian angin kencang selalu mengikuti, semacam satu paket. Jadi, kalau misalnya ada awan Cb tumbuh, kemudian hujan, maka potensi angin kencang meningkat," jelasnya.

Disinggung mengenai kaitan potensi angin kencang dengan topografi wilayah Kabupaten Bandung yang lebih berbukit, berbeda dengan wilayah kota yang cenderung datar, Yan mengatakan bahwa topografi memang bisa memengaruhi potensi tersebut.

"Topografi suatu wilayah jelas memengaruhi. Namun, untuk kejadian angin kencang, sifatnya lebih dipengaruhi oleh perbedaan tekanan yang mencolok," ungkapnya.

Oleh karena itu, baik yang berada di wilayah kabupaten maupun kota, masyarakat tetap diimbau sama-sama waspada. Sementara itu, Yan menginformasikan, untuk puncak kemarau wilayah Bandung Raya akan jatuh pada Juli-Agustus.

"Bagi masyarakat, diharapkan untuk selalu meningkatkan kewaspadaan terkait dengan masih ada peluang kejadian bencana sperti hujan disertai angin kencang dan kilat atau petir. Selain itu, diharapkan untuk selalu menjaga kondisi tubuh sehingga level imunitas tetap terjaga karena kondisi cuaca yang sangat dinamis perubahannya," katanya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya