Liputan6.com, Garut - Pakar keamanan siber, Pratama Persadha, menyatakan pembobolan website Kejari Garut, Jawa Barat beberapa waktu lalu, mengingatkan pentingnya menjaga sistem secara profesional.
“Motifnya (peretasan) beragam mulai karena uang hingga politik,” ujar dia.
Menurutnya, banyak upaya yang dilakukan peretas untuk melakukan pembobolan sistem sebuah situs hingga sukses merusak data.
Advertisement
“Mulai melakukan scanning, banyak tools yang bisa digunakan dan diakses secara gratis untuk meretas,” ucap Pratama.
Kemudian, menggunakan metode tertentu seperti malware. Di sana para hacker, mulai menganalisa celah mana dari sebuah sistem yang bisa dimasuki untuk mengubahnya.
“Mereka kemudian membuat backdoor sehingga peretas bisa keluar masuk sistem tanpa ketahuan,” kata dia.
Baca Juga
Saat sistem berhasil diretas, para hacker mencari user admin agar bisa mendapatkan akses ke manapun, sesuai dengan tujuan peretasan yang mereka lakukan.
”Tujuannya beragam ada yang ingin mencuri data, mengubah, atau merusaknya,” kata dia.
Saksikan Video Pilihan Ini:
Keahlian Khusus
Ia mengakui aktivitas peretasan situs membutuhkan keahlian khusus, sebab sebuah sistem biasanya dilengkapi dengan sistem pengamanan tertentu, meskipun tidak sempurna 100 persen.
“Makanya sebagai upaya pencegahan standar, yang harus dilakukan adalah memperkuat sistem,” ujar dia mengingatkan.
Beberapa hal yang bisa digunakan untuk menghindari peretasan yakni penggunaan sistem operasi antivirus dengan data base terbaru, penggunaan teknologi firewall hingga enkripsi atau penyandian data.
“Jadi ketika data dicuri, pencuri tidak akan bisa membaca isinya,” ungkapnya.
Advertisement