Mengungkap Cara Kerja Para Hacker Meretas Sebuah Situs

Banyak upaya yang dilakukan peretas untuk melakukan pembobolan sistem sebuah situs hingga sukses merusak data

oleh Jayadi Supriadin diperbarui 07 Agu 2022, 16:00 WIB
Diterbitkan 07 Agu 2022, 16:00 WIB
Salah satu tampilan sebuah situs yang kerap ditemukan di temukan di laman informasi yang kerap menjadi sasaran para hacker (Liputan6.com)
Salah satu tampilan sebuah situs yang kerap ditemukan di temukan di laman informasi yang kerap menjadi sasaran para hacker (Liputan6.com)

Liputan6.com, Garut - Pakar keamanan siber, Pratama Persadha, menyatakan pembobolan website Kejari Garut, Jawa Barat beberapa waktu lalu, mengingatkan pentingnya menjaga sistem secara profesional.

“Motifnya (peretasan) beragam mulai karena uang hingga politik,” ujar dia.

Menurutnya, banyak upaya yang dilakukan peretas untuk melakukan pembobolan sistem sebuah situs hingga sukses merusak data.

“Mulai melakukan scanning, banyak tools yang bisa digunakan dan diakses secara gratis untuk meretas,” ucap Pratama.

Kemudian, menggunakan metode tertentu seperti malware. Di sana para hacker, mulai menganalisa celah mana dari sebuah sistem yang bisa dimasuki untuk mengubahnya.

“Mereka kemudian membuat backdoor sehingga peretas bisa keluar masuk sistem tanpa ketahuan,” kata dia.

Saat sistem berhasil diretas, para hacker mencari user admin agar bisa mendapatkan akses ke manapun, sesuai dengan tujuan peretasan yang mereka lakukan.

”Tujuannya beragam ada yang ingin mencuri data, mengubah, atau merusaknya,” kata dia.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan Ini:


Keahlian Khusus

Ia mengakui aktivitas peretasan situs membutuhkan keahlian khusus, sebab sebuah sistem biasanya dilengkapi dengan sistem pengamanan tertentu, meskipun tidak sempurna 100 persen.

“Makanya sebagai upaya pencegahan standar, yang harus dilakukan adalah memperkuat sistem,” ujar dia mengingatkan.

Beberapa hal yang bisa digunakan untuk menghindari peretasan yakni penggunaan sistem operasi antivirus dengan data base terbaru, penggunaan teknologi firewall hingga enkripsi atau penyandian data.

“Jadi ketika data dicuri, pencuri tidak akan bisa membaca isinya,” ungkapnya.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya