Terekam Kamera Intai, Begini Kondisi Harimau Pemakan Manusia di Pelalawan

BBKSDA Riau masih melakukan mitigasi konflik harimau dengan manusia di Desa Serapung, Kecamatan Kuala Kampar, Kabupaten Pelalawan, di mana 10 kamera intai dipasang petugas untuk mengidentifikasi si Datuk Belang.

oleh M Syukur diperbarui 08 Sep 2022, 11:54 WIB
Diterbitkan 08 Sep 2022, 11:49 WIB
Harimau sumatra yang pernah terekam kamera jebak BBKSDA Riau.
Harimau sumatra yang pernah terekam kamera jebak BBKSDA Riau. (Liputan6.com/M Syukur)

Liputan6.com, Pekanbaru - Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau masih melakukan mitigasi konflik harimau dengan manusia di Desa Serapung, Kecamatan Kuala Kampar, Kabupaten Pelalawan. Sebanyak 10 kamera intai dipasang petugas untuk mengidentifikasi si Datuk Belang.

Dalam beberapa pekan terakhir, ada dua pekerja perusahaan hutan tanaman industri diterkam harimau sumatra. Satu pekerja tewas dan satunya selamat setelah ditolong pekerja lainnya.

Harimau muncul di sekitar barak pekerja pemanen kayu hutan industri. Antara lokasi pertama dan kedua tidak terlalu jauh atau masih dalam konsesi perusahaan yang sama.

Kepala Bidang I BBKSDA Riau Andri Hansen Siregar menyebut kamera jebak atau intai di lokasi pertama sudah merekam kemunculan harimau. Sementara di lokasi serangan kedua belum ada tanda-tanda kemunculan si Raja Hutan.

"Kalau dari rekaman itu, harimau sudah dewasa, harimau betina, satu ekor," kata Hansen, Rabu siang, 7 September 2022.

Berdasarkan analisa petugas, harimau itu belum pernah melahirkan. Artinya harimau menerkam atau mencari mangsa untuk diri sendiri, bukan untuk anak.

Dilihat dari fisiknya, harimau itu berukuran sedang. Petugas menduga ukuran itu karena dipengaruhi faktor makanan di lokasi.

"Kemungkinan kekurangan pakan," ucap Hansen.

 

*** Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Terlihat Operator

Analisis sementara, korban pertama dan kedua masih diterkam harimau yang sama. Pasalnya, dari kamera yang terpasang hanya tertangkap penampakan satu harimau.

"Dari kejadian kedua, kamera belum merekam penampakan, kalau nanti terekam baru dianalisa apakah individunya sama tapi kemungkinan masih satu individu," terang Hansen.

Beberapa hari sebelum kejadian pertama, operator alat berat pernah melihat harimau muncul. Hal ini dilaporkan ke perusahaan agar memperingatkan pekerja berhati-hati selama beraktivitas.

"Cuma itu tidak menjadi perhatian oleh pihak perusahaan," tegas Hansen.

Sebagai informasi, korban pertama adalah Sehat Sopiana Br Manik. Korban diterkam pada Jumat malam, 19 Agustus 2022, saat duduk di pinggir kanal usai menemani suaminya mandi.

Korban tewas setelah diseret harimau tak jauh dari barak pekerja. Jasadnya ditemukan beberapa hari kemudian dengan kondisi tidak utuh.

Korban kedua adalah Nihar pada 3 September 2022. Korban diterkam saat keluar dari kamar mandi dan bertemu harimau sehingga keduanya sama-sama kaget.

Harimau kaget itu langsung menerkam korban. Beruntung teriakan minta tolong korban didengar pekerja lainnya dan langsung ditolong.

Korban sudah mendapatkan perawatan di rumah sakit umum daerah setempat.

 

Simak video pilihan berikut ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya