Menengok Religiositas Masyarakat lewat Ragam Motif Kain Aceh

Nilai-nilai religiositas memang melekat pada Kota Aceh.

oleh Switzy Sabandar diperbarui 22 Sep 2022, 10:00 WIB
Diterbitkan 22 Sep 2022, 10:00 WIB
FOTO: Mengintip Proses Pembuatan Batik di Banda Aceh
Seorang pekerja membuat kain batik di sebuah bengkel di Banda Aceh, Aceh, Rabu (13/10/2021). Untuk warna yang dominan dipakai dalam batik Aceh adalah warna cerah seperti merah muda, merah, kuning, hijau dan lainnya. (Chaideer MAHYUDDIN/AFP)

Liputan6.com, Aceh - Aceh memang dikenal sebagai kota Serambi Mekah. Diceritakan, dulunya Aceh menjadi tempat persinggahan umat muslim dari wilayah lain sebelum berangkat ke tanah suci Mekah.

Nilai-nilai religiositas memang melekat pada Kota Aceh. Tak terkecuali dalam motif kain Aceh yang dimilikinya.

Kain khas Aceh identik dengan motif berdasarkan sejarah dan cerita kebudayaan yang cukup umum di masyarakat. Kain tersebut juga merupakan warisan peninggalan nenek moyang yang perlu dilestarikan hingga saat ini.

Tenun siem merupakan awal mula kehadiran kain khas Aceh. Tenun siem memiliki karakteristik warna dan corak yang eksotis nan atraktif.

Diketahui, kain model ini bisa menghasilkan lebih dari 50 motif kain dengan makna indahnya. Menggunakan benang sutra sebagai bahan baku utamanya, menjadikan kain khas Aceh ini bernilai cukup tinggi.

Namun, perihal harga, kain khas Aceh memiliki angka jual yang beragam. Hal tersebut dilihat dari tingkat kesulitan proses pembuatan dari kain tersebut.

 

Ragam Motif

Motif yang unik juga menjadikan kain tradisional ini memiliki harga yang cukup tinggi. Apa saja motif kain khas Aceh? Berikut ringkasannya.

1. Buah Delima

Buah delima dikenal sebagai salah satu buah berwarna merah dan memiliki manfaat baik untuk kesehatan. Motif kain Aceh yang satu ini pun menggambarkan keindahan dari buah delima.

Selain keindahannnya, makna lain dari kain ini yakni menunjukkan jenis buah yang terdapat di dalam ayat suci Al-Qur'an. Diceritakan, buah delima adalah buah sehat yang ada di dalam surga nantinya.

2. Bungong Kalimah

Bungong kalimah merupakan salah satu motif kain khas Aceh yang berasal dari Aceh Besar. Motif yang satu ini juga mengandung makna yang cukup religius di baliknya.

Pada motif kain ini, terdapat sejumlah ayat suci yang melambangkan doa tertentu. Untaian ayat suci tersebut bisa ditemukan di ujung kain tenun tersebut.

Cara memakai kain tenun ini pun tak boleh asal. Umumnya, dikenakan untuk penutup kepada perempuan, mirip kerudung atau selendang.

 

Pintu Aceh

3. Motif Pintu Aceh

Motif pintu aceh merepresentasikan bentuk rumah adat Aceh yang rendah tetapi memiliki ruangan yang begitu luas. Artinya, gambaran pintu pada helaian kain menunjukkan kepribadian masyarakat lokal yang rendah hati.

Masyarakat Aceh juga dikenal memiliki sopan santun yang begitu tinggi dan ramah, bahkan kepada wisatawan asing sekalipun. Kain ini bisa digunakan untuk berbagai keperluan, seperti acara pernikahan, keagamaan, atau untuk sehari-hari.

4. Motif Rencong

Rencong adalah senjata tradisional yang kerap dipakai selama masa perang sebelum kemerdekaan Indonesia. Menyerupai belati, senjata ini lebih banyak dikenal sebagai pedang ataupun pisau.

Kain ini biasanya digunakan untuk ritual adat tertentu. Arti dari kain dengan gambar rencong ini adalah sebagai representasi dari bacaan 'basmalah' atau 'bismillah'.

5. Tolak Angin

Motif yang satu ini bukan berasal dari merek obat tradisional, melainkan penggambaran dari banyaknya ventilasi pada rumah tradisional masyarakat Aceh. Motif ini memiliki arti warga lokal yang menjunjung tinggi perbedaan budaya ataupun pendapat antara satu sama lain.

(Resla Aknaita Chak)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya