Keju Dangke Khas Sulawesi Selatan, Keju Tradisional yang Pakai Getah Pepaya

Keju dangke punya rasa yang sedikit lebih asin jika dibandingkan dengan keju lainnya.

oleh Tifani diperbarui 11 Okt 2022, 00:00 WIB
Diterbitkan 11 Okt 2022, 00:00 WIB
Keju dangke khas Kabupaten Enrekang (Liputan6.com/ Eka Hakim)
Keju dangke khas Kabupaten Enrekang (Liputan6.com/ Eka Hakim)

Liputan6.com, Makassar - Keju dangke merupakan keju tradisional Indonesia yang berasal dari Enrekang, Sulawesi Selatan. Tak seperti keju pada umumnya, keju tradisional ini terbuat dari susu kerbau.

Uniknya keju dangke menggunakan getah pohon pepaya untuk membantu proses fermentasi keju ini. Dikutip dari berbagai sumber, getah pepaya berfungsi memisahkan susu dan kandungan air dan lemak.

Kemudian susu akan memadat, yang semula cair berubah menjadi bongkahan berwarna putih. Proses pembuatan serta peralatan yang digunakan untuk membuat keju tradisional ini.

Mulai dari merebus hingga mencetaknya, semua dilakukan dengan cara sederhana. Pemanasan susu kerbau atau sapi sampai dengan suhu 70 derajat Celsius, dilakukan di atas kayu bakar.

Sementara pencetaknya dilakukan menggunakan batok kelapa. Tak menghilangkan ketradisionalannya, keju dangke juga dikemas menggunakan daun pisang.

Keju dangke punya rasa yang sedikit lebih asin jika dibandingkan dengan keju lainnya. Biasanya warga Enrekang menggoreng atau membakar keju ini sebelum dikonsumsi.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

Pulo Mandoti

Masyarakat setempat juga kerap menyantap keju dangke dengan pulo mandoti. Pulo mandoti adalah beras yang saat dimasak, aroma harumnya tercium sampai jauh.

Konon beras ini hanya bisa ditanam di persawahan Enrekang. Selain itu keju dangke juga enak disantap bersama roti, nasi dan juga sambal terasi.

Dangke merupakan kuliner yang telah berusia ratusan tahun. Pada zaman dulu Dangke hanya disajikan untuk para bangsawan.

Penamaan Dangke sendiri diberikan pada tahun 1900-an. Nama dangke berasal dari 'dankjewel' yang berarti terimakasih.

Saat itu seorang Belanda bertemu dengan peternak di Enrekang. Peternak tersebut memberikan keju lezat ini pada seorang Belanda.

Ucapan 'dankejewel' yang dimaksudkan sebagai ucapan terima kasih, didengar sebagai “Dangke” oleh peternak pribumi. Semenjak itu, keju dangke menjadi nama resminya.

Dangke saat ini telah menjadi salah satu oleh-oleh khas Enrekang. Bahkan, makanan khas Bumi Massenrempulu ini juga sudah dijajakan hingga ke luar negeri.

Dangke digemari karena selain lezat juga kaya akan gizi. Kandungan betakaroten pada dangke juga cukup tinggi, karena berasal dari protein asli yang dihasilkan oleh susu.

Selain itu, dangke tidak dicampur dengan bahan pengawet. Sayangnya karena tidak memakai bahan pengawet dangke cepat membusuk.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya