Liputan6.com, Poso - Desa itu adalah Pinedapa di Kecamatan Poso Pesisir, Kabupaten Poso yang dihuni sekitar 1.400 jiwa. Jumat (28/10/2022) desa itu mendapat kunjungan dari Stafsus Presiden Bidang Sosial, Ayu Kartika Dewi.
Baca Juga
Advertisement
Di depan Ayu tokoh agama, adat, hingga perempuan setempat menceritakan upaya mereka membangun kembali kehidupan pascakonflik bernuansa agama di Poso puluhan tahun silam.
“Penduduk pindah ke lokasi pengungsian saat konflik terjadi. Namun kemudian bahu membahu hingga mampu lebih cepat meninggalkan lokasi pengungsian dan kembali ke desa sampai saat ini,” Kepala Desa Pinedapa, Mardianus Ndele menceritakan.
Pinedapa sendiri merupakan salah satu desa yang terdampak cukup parah di masa kerusuhan. Namun kini berubah menjadi simbol perdamaian dan kerukunan antarwarga. Desa itu kini dihuni oleh 24 suku dan agama yang beragam. Uniknya nama Pinedapa yang berasal dari bahasa suku Napu, Poso, berarti titik pertemuan. Karena itu pula desa itu dinilai punya tingkat keberagaman yang lebih tinggi dibanding desa-desa lainnya.
Upaya menciptakan perdamaian di Desa Pinedapa oleh warga itu diapresiasi Ayu dengan penandatanganan Piagam Keberagaman bersama perwakilan pemuda, pemerintah desa, serta elemen masyarakat sipil sebagai wujud komitmen untuk menjahit tenun kebangsaan dari berbagai pihak.
Desa Pinedapa dinilai merupakan bukti nyata keragaman dan perbedaan bisa menjadi kekuatan yang menyatukan.
“Satu kata tentang toleransi di Poso adalah harapan. Kita tidak bisa pungkiri saat konflik pernah terjadi, masyarakat banyak merasa kehilangan. Dan saat ini saya lihat progress-nya luar biasa, khususnya dengan berbagai pihak yang berusaha untuk bersama-sama merekatkan simpul-simpul perdamaian,” Kata Ayu, di Poso.