Batal Menikah di H-1 Pernikahan karena Ibunda Dimaki, Keluarga Pria Lapor Polisi

Bagi Elsa kejadian yang menimpa adik lelakinya itu bukan persoalan biasa. Apakah ada unsur penipuan?

oleh Puji Pertiwi diperbarui 27 Des 2022, 11:28 WIB
Diterbitkan 27 Des 2022, 11:27 WIB
Ilustrasi Menikah
Ilustrasi menikah (dok. Pixabay.com/StockSnap)

Liputan6.com, Palembang Batalnya pernikahan Anjas dan Dona akibat persoalan uang Rp700 ribu tak hanya menjadi sekadar cerita. Kakak perempuan Anjas, Elsa berencana akan melaporkan Dona ke pihak kepolisian dalam waktu dekat.

Elsa menyebut, kejadian batal menikah yang menimpa adiknya itu bukan sekadar kasus biasa. Apalagi, setelah adiknya batal menikah dengan Dona di H-1 pernikahan, Dona dan keluarganya memilih kabur dari rumahnya di Desa Belambangan, Kecamatan Buay Runjung, Ogan Komering Ulu (OKU).

"Kami dari pihak keluarga sudah sepakat akan melaporkannya (Dona) ke polisi," ujar Elsa, Senin (26/12/2022).

Bagi Elsa kejadian yang menimpa adik lelakinya itu bukan persoalan biasa sehingga pelaporan ke polisi adalah tindakan yang tepat.

Terlebih, dia mendapatkan informasi dari tetangga Dona bahwa dia telah beberapa kali mengalami gagal menikah.

"Informasinya memang sudah empat kali dia (Dona) itu sudah gagal menikah termasuk dengan adik saya ini. Tapi sepertinya yang dialami adik saya ini lebih parah dari yang lainnya," jelasnya.

 

Makian kepada Ibunda

Anjas, pria asal Palembang, harus berbesar hati usai tak bisa meminang gadis pujaanya. Dia memilih untuk tak melangsungkan acara pernikahannya sehari sebelum digelar karena merasa sakit hati dengan perlakuan Dona.

Perempuan yang diharapkan Anjas dapat menjadi istrinya itu tega menghina ibunya.

Kala itu, orang tua Dona meminta tambahan uang sebesar Rp7,7 juta. Uang itu rencananya akan digunakan untuk membayar boks hantaran dan membeli tambahan bahan makanan.

Keluarga Anjas pun menyanggupi permintaan itu. Namun, karena permintaan tersebut mendadak uang yang dibawa kurang Rp700 ribu.

Saat itulah pula terjadi perdebatan pun terjadi hingga Dona menunjukkan perangai kurang baik kepada calon mertuanya.

Dona pun memaki ibunda Anjas yang saat itu juga mempersoalkan kondisi acara yang terkesan seadanya alias tak selaiknya acara pernikahan.

"Yang jelas aku marah lah. Ibu ditunjuk-tunjuk. Itu wong tuo (orang tua) aku. Bukan masalah kurang Rp700 ribunya," kata Anjas.

Akhirnya Anjas pun memilih sebuah keputusan untuk membatalkan pernikahan yang telah direncanakan jauh-jauh hari.

Bukan hanya persoalan makian kepada ibunya saja yang membuat Anjas emosi, ia semakin dibuat geram karena dekorasi acara yang tak sesuai bayangan.

Dia berharap dengan uang tambahan itu dapat membuat acara lebih meriah. Rupanya dia kecele.

Dia menyangka tenda yang dipasang di rumah Dona adalah tenda seperti umumnya acara pernikahan tetapi ternyata terlihat seperti tenda untuk acara kematian.

"Persiapannya seperti acara orang kematian malahan. Tenda seadanya . Biasanya, kan, ada tenda putih biru. Saat itu tidak ada," jelasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya