Asal Usul Tahun Baru pada 1 Januari

Mengapa tahun baru dimulai pada 1 Januari?

oleh Huyogo Simbolon diperbarui 28 Des 2022, 17:48 WIB
Diterbitkan 28 Des 2022, 16:26 WIB
Ilustrasi Tahun Baru
Ilustrasi Tahun Baru (Image by Anja🤗#helpinghands #solidarity#stays healthy🙏 from Pixabay)

Liputan6.com, Jakarta - Di berbagai belahan dunia, Tahun Baru adalah suatu perayaan suatu budaya merayakan berakhirnya masa satu tahun dan menandai dimulainya hitungan tahun selanjutnya. Budaya yang mempunyai kalender tahunan semuanya mempunyai perayaan tahun baru.

Tahun Baru 2023 jatuh pada Minggu, 1 Januari 2023. Sejak jatuh pada Minggu, hari libur umum Tahun Baru adalah Senin, 2 Januari 2023. Sedangkan, malam Tahun Baru adalah tetap pada Sabtu, 31 Desember 2022.

Hari tahun baru di Indonesia jatuh pada 1 Januari karena Indonesia mengadopsi kalender Gregorian, sama seperti mayoritas negara-negara di dunia.

Pada 1 Januari, setiap tahun, orang-orang juga menganggap Tahun Baru dengan resolusi untuk berubah dan harapan agar dipenuhi dengan masa-masa yang baik. Namun, mengapa Tahun Baru dimulai pada 1 Januari?

Perayaan Tahun Baru dimulai ribuan tahun yang lalu di Babel kuno, di mana bulan baru pertama setelah vernal equinox menandakan dimulainya tahun baru. Festival 'Akitu' yang berlangsung selama 11 hari dengan ritual berbeda di masing-masing wilayah.

Adapun perayaan Assyria itu dirayakan pada 1 April. Awalnya perayaan ini jatuh pada tanggal vernal equinox, tetapi diubah menjadi 1 April ketika kalender Gregorian diadopsi oleh Assyria Kristen.

Mengutip History.com, kalender Romawi mengikuti format yang sama dengan tahun baru yang terjadi di vernal equinox, setelah 10 bulan dan 304 hari dalam setahun. Bulan-bulan Januarius dan Februarius kemudian ditambahkan terima kasih kepada Raja Numa Pompilius.

Pada 46 SM, kaisar Julius Caesar memperkenalkan kalender Julian baru yang melembagakan 1 Januari sebagai awal tahun baru. Diambil dari nama Janus, dewa awal Romawi. Perayaan Romawi untuk Tahun Baru sendiri identik termasuk bertukar hadiah, memberikan persembahan kepada Janus, mendekorasi rumah dengan cabang laurel dan menghadiri pesta.

Menurut Britannica, tanggal Tahun Baru sempat berubah selama beberapa tahun ketika para pemimpin Kristen di Eropa memindahkan yang pertama tahun itu ke 25 Desember dan 25 Maret. Ketika kalender Gregorian dibuat pada 1582 oleh Gereja Katolik, Paus Gregorius XIII mendirikan kembali 1 Januari sebagai hari Tahun Baru.

Meski begitu, banyak budaya dan agama merayakan Tahun Baru mereka di hari-hari lain. Misalnya, dalam kalender agama Yahudi, tahun baru ditandai pada Rosh Hashanah yang terjadi antara September dan Oktober tergantung pada tahun.

Sementara, Tahun Baru Imlek adalah perayaan selama sebulan yang biasanya dimulai pada akhir Januari atau awal Februari.

Perayaan Tahun Baru modern sering dimulai dnegan malam Tahun Baru pada 31 Desember. Di AS, tradisi penurunan bola Times Square dihitung hingga tengah malam, atau awal resmi tahun baru pada 1 Januari.

Penurunan bola malam Tahun Baru pertama terjadi pada 1907 dengan inkarnasi pertama yang terbuat dari besi dan kayu, berdiameter 5 kaki dan berat 700 pound, dan didekorasi dengan 100 bola lampu. Bola itu saat ini berdiameter 12 kaki dan beratnya hampir 12.000 pound, menurut situs resmi Times Square.

Di sisi lain, kegiatan Tahun Baru juga identik dengan membuat resolusi. Ini ternyata menjadi tradisi selama berabad-abad. Kembali ke Babel kuno, resolusi dilakukan dengan membuat janji kepada para dewa untuk memulai tahun yang tepat.

Adapun saat ini, orang masih membuat janji, tetapi sebaliknya untuk diri mereka sendiri. Umumnya berjanji untuk berhenti dari kebiasaan, menjadi bugar atau belajar keterampilan baru.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya