Liputan6.com, Yogyakarta - Perayaan Tahun Baru China atau Imlek tak lepas dari keberadaan barongsai. Pertunjukan singa yang beratraksi diiringi irama musik ini menjadi ikon perayaan Imlek.
Barongsai dibawa oleh masyarakat Tionghoa dan masih hingga saat ini, terlebih di kawasan pecinan kota-kota besar di Indonesia. Dikutip dari jurnal "Fungsi dan Makna Kesenian Barongsai Bagi Masyatakat Cina Semarang" (2009) oleh Bintang Hanggoro, dalam budaya Tionghoa, hewan yang dirupakan barongsai merupakan mitos.
Rupanya, singa tidak benar-benar ada di Tiongkok. Sebelum Dinasti Han (202 SM – 220 M), hanya beberapa singa yang mencapai Dataran Tengah dari wilayah barat Tiongkok kuno (sekarang Xinjiang), karena perdagangan Jalur Sutra.
Advertisement
Baca Juga
Pada saat itu, orang-orang meniru penampilan dan tindakan singa yang baru tiba dalam sebuah pertunjukan, yang berkembang menjadi barongsai di Periode Tiga Kerajaan (220–280). Kemudian menjadi populer dengan munculnya agama Buddha di Dinasti Utara dan Selatan (420–589).
Pada Dinasti Tang (618–907), barongsai adalah salah satu tarian istana. Berikut deretan fakta menarik mengenai barongsai atau singa Tiongkok ini.
1. Tidak ada singa di negeri asal Barongsai
Barongsai digambarkan sebagai hewan berbentuk singa dari China. Namum ternyata tidak pernah ada hewan singa yang ditemukan dan bermukim di daratan China.
Masyarakat Tiongkok mengenal singa karena menjadi Jalur Sutra dalam perdagangan masa itu.
2. Terbagi Menjadi 2 jenis
Barongsai terdiri dari berbagai jenis. Barongsai aliran Selatan berasal dari Guangdong.
Barongsai ini sangat populer pada masayarakat Singapura. Jenis ini biasanya tidak terlalu banyak bulu dan sering digambarkan sebagai vegetarian.
Biasanya ia akan mengambil setangkai selada yang dianggap membawa keuntungan. Sedangkan, barongsai aliran Utara, biasanya berwarna merah dan oranye.
Barongsai ini memiliki bulu yang panjang. Gaya tariannya juga lebih akrobatik dan biasa dipakai untuk menghibur Istana Kekaisaran Tiongkok.
Â
Saksikan video pilihan berikut ini:
Hewan Sakral
3. Hewan Sakral Layaknya Naga
Barongsai juga dianggap sakaral dan memiliki makna filosofi yang mendalam dalam kebudayaan Tiongkok. Bahkan, status barongsai setara dengan makhluk mitologi lainnya, seperti naga, phoenix, dan qilin.
4. Keberadaan Cermin di dahi barongsai
Pada dahi barongsai, terdapat sebuah cermin yang disimbolkan untuk menakut-nakuti roh jahat dengan memantulkan dirinya sendiri. Oleh karena itu, pada setiap dahi barongsai terdapat cermin untuk mengusir roh jahat yang datang.
5. Upacara khusus sebelum pertunjukan
Sebelum melakukan pertunjukkan, terdapat upacara yang dilakukan. Dikatakan, upacara ini dimaksudkan untuk membangunkan singa dan mengundang roh-roh surgawi ke dalam barongsai tersebut.
6. Kepribadian singa
Barongsai aliran utara dan selatan memiliki kepribadian yang berbeda. Tarian aliran Utara, biasanya lebih banyak mellibatkan akrobatik, sehingga dinilai lebih ganas.
Sedangkan, aliran Selatan biasanya lebih jinak dan lucu. Nama-nama singa barongsai berasal dari tiga bersaudara legendaris pada periode Tiga Kerajaan Tiongkok.
Wajah Guan Gong biasanya berwarna merah dan hitam. Wajah Liu Bei berwajah kuning dan putih. Sedangkan Zhang Fei berwajah hitam dengan alis pendek. Biasanya tampilannya lebih jinak dan lucu.
Advertisement