Tips Menyusun Resolusi Tahunan Anti-Gagal ala Psikolog UGM

Bagaimana agar resolusi yang sudah dirancang tidak meleset atau bahkan gagal? Psikolog UGM memberikan tips SMART.

oleh Yanuar H diperbarui 21 Jan 2023, 22:00 WIB
Diterbitkan 21 Jan 2023, 22:00 WIB
Arti Penting Membuat Resolusi
Ilustrasi Membuat Resolusi Credit: pexels.com/AndreaPiacquadio

Liputan6.com, Yogyakarta Masih awal tahun 2023, tetapi ternyata banyak yang sudah gagal atau menyerah menjalankan resolusi. Atau mungkin ada yang belum menyusunnya. Psikolog dari UGM, Edilburga Wulan Saptandari membagikan tips menyusun resolusi dengan bijak dan anti gagal tentunya, tapi sebelumnya melakukan evaluasi atas apa yang telah dilalui selama setahun ke belakang.

Contohnya resolusi hidup lebih sehat dengan rutin berolahraga. Namun faktanya, belum lepas Januari, aktivitas olahraga sudah tidak dilanjutkan lagi.

"Nah ini dievaluasi, kenapa tidak bisa dilakukan dengan baik? Oh ternyata karena sulit membagi waktu atau hilang semangatnya, atau juga karena tidak ada motivasi internal karena hanya ikut tren saja. Hal ini harus dilihat supaya untuk menyusun resolusi tahun depan tidak mengulangi kesalahan yang sama," paparnya.

Dosen Fakultas Psikolog UGM ini menawarkan resolusi anti-gagal dengan SMART goals. Metode SMART merupakan singkatan dari Specific, Measurable, Achievable, Relevant, dan Time Bound.

Ia menyebutkan Spesifik artinya resolusi yang dibuat harus benar-benar jelas dan detail. Misalnya, resolusi tahun depan adalah menjalankan gaya hidup sehat seperti menambah 1 porsi buah dalam setiap kali makan.

Measurable yaitu menyusun resolusi secara terukur. Resolusi yang dibuat secara terukur akan membantu kita dalam mengukur target yang akan dicapai.

"Contohnya, menambahkan 1 porsi buah dalam setiap kali makan. Ukurannya kan 1 porsi buah, jadi kalau tidak makan 1 porsi buah di setiap kali makan berarti ini belum tercapai resolusinya," terangnya.

Lalu, Achievable adalah bisa dicapai. Resolusi yang disusun juga harus realistis atau yang bisa diraih. Dengan begitu, tujuan dari resolusi dapat lebih terarah.

Berikutnya, Relevant yaitu resolusi yang dibuat pun harus relevan dengan kondisi pribadi masing-masing. Ia menekankan relevan ini sebenarnya menjadi kunci keberhasilan pencapaian resolusi.

Terkadang tidak sedikit orang membuat resolusi bukan hal yang benar-benar diinginkan. Misal, ingin hidup sehat, nah kenapa mau sehat? Kalau setelah medical check up lalu hasilnya kolesterol tinggi, menjalani gaya hidup lebih sehat menjadi jelas tujuannya karena memang ada kebutuhan untuk itu.  

"Namun bagi kebanyakan orang, tidak ada keinginan yang sangat besar, jadi ikut tren saja resolusi tahun baru berputar di kesehatan. Kenapanya ini sering tidak dipikirkan benar-benar, kalau kenapanya ini belum ketemu maka motivasi menjalani resolusi gampang turun dan tidak tercapai," paparnya.

Time Bound adalah batas waktu. Resolusi juga harus disusun berdasarkan waktu dalam pencapaiannya.

"Jadi ada waktunya, perlu evaluasi, tahu-tahu satu tahun sudah jalan aja. Misal 2 bulan sekali dievaluasi," dia menandaskan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya