Mengintip Perayaan Imlek di Kelenteng Poncowinatan, Kelenteng Tertua di Yogyakarta

Kelenteng Poncowinatan digunakan untuk beribadah bagi tiga kepercayaan, yakni Buddha, Konghucu, dan Taoisme

oleh Switzy Sabandar diperbarui 20 Jan 2023, 12:00 WIB
Diterbitkan 20 Jan 2023, 12:00 WIB
Kelenteng Pancowinatan Yogyakarta
Patung naga diletakkan di bagian atas Kelenteng Poncowinatan, Rabu (11/5/2016). Naga diyakini sebagai binatang tertinggi karena merupakan perpaduan dari sembilan binatang. (Bernadheta Dian Saraswati/JIBI/Harian Jogja)

Liputan6.com, Yogyakarta - Kelenteng Kwan Tee Kiong atau Kelenteng Poncowinatan merupakan klenteng tertua di Kota Yogyakarta. Pada perayaan Imlek tahun ini, ibadah Imlek akan digelar tanpa pembatasan mengingat status PPKM yang telah dihapus.

Pengurus Kelenteng Poncowinatan, Eka Putra mengatakan, klenteng ini dahulu disahkan oleh Sri Sultan Hamengku Buwono VII. Terkait perayaan Imlek tahun ini akan berbeda dengan tahun sebelumnya karena akan berlangsung secara terbuka.

Tak ada pembatasan jumlah warga yang akan beribadah di kelenteng. Selain itu warga juga tidak diwajibkan menggunakan masker.

Adapun rangkaian ibadah di Kelenteng Poncowinatan akan digelar 20 sampai 22 Januari 2023. Pada 21 Januari, biasanya warga ramai berdatangan pada malam hari tepat saat pergantian tahun. Selanjutnya pada 22 Januari pagi digelar doa ucap syukur.

Untuk menyambut perayaan Imlek, warga dan pengurus telah membersihkan kelenteng sejak satu minggu sebelumnya. Kegiatan bersih-bersih ini juga merupakan tradisi khusus yang sering dilakukan.

Pasalnya, waktu tersebut merupakan saat-saat para dewa naik ke kahyangan baru. Selanjutnya, para dewa akan kembali saat Cap Go Meh.

Adapun Kelenteng Poncowinatan digunakan untuk beribadah bagi tiga kepercayaan, yakni Buddha, Konghucu, dan Taoisme. Hal itulah yang menyebabkan kelenteng ini disebut sebagai tempat pemujaan Tri Dharma.

Mengutip dari bpcbdiy.kemdikbud.go.id, Kelenteng Kwan Tee Kiong didirikan pada 1879. Kelenteng berdenah persegi panjang ini memiliki dinding yang terbuat dari bata dan tiang dari kayu jati.

Selain itu, plafon kelenteng ini dibuat dari papan kayu jati. Pada setiap sudut atap yang melengkung ke atas terdapat hiasan patung naga.

Kelenteng Poncowinatan Yogyakarta dilengkapi fasilitas pendidikan dengan didirikan Sekolah Dasar Tionghoa modern, yakni Sekolah Tiong Hoa Hak Tong. Sekolah tersebut didirikan pada 1907 oleh Perserikatan Orang Tionghoa yaitu Tiong Hoa Hwee Koan (THHK). Selain sekolah, di Klenteng Poncowinatan juga terdapat lapangan terbuka untuk berlatih fisik, seperti kungfu dan lainnya.

(Resla Aknaita Chak)

Saksikan video pilihan berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya