Tari Semayo Khas Jambi dan Kaitannya dengan Budaya Bebiduk

Tari semayo pun kemudian hidup dan berkembang di Rantau Panjang tanpa mengubah nama tariannya.

oleh Switzy Sabandar diperbarui 23 Jan 2023, 06:00 WIB
Diterbitkan 23 Jan 2023, 06:00 WIB
Ilustrasi Wisata Jambi
Ilustrasi Wisata Jambi (sumber: iStockphoto)

Liputan6.com, Jambi - Tari semayo merupakan salah satu tari tradisional masyarakat Rantau Panjang, Kecamatan Tabir, Kabupaten Merangin, Jambi. Tarian ini sudah ada sejak 1956.

Mengutip dari 'Tari Semayo sebagai Simbol Budaya Bebiduk pada Masyarakat Rantau Panjang Kecamatan Tabir Kab. Merangin Prov. Jambi' oleh Liza Purnama Sari, Maizarti, dan Yusfil, tarian ini diciptakan oleh seniman Rantau Panjang, Aboe Bakar Manan. Adapun kata 'semayo' berasal dari nama sungai Muaro Semayo yang berarti perjanjian.

Perjanjian yang dimaksud adalah perjanjian yang dilakukan oleh penduduk yang berasal dari Koto Rayo untuk meninggalkan tempat tinggalnya dan mencari tempat baru. Untuk mencari tempat tinggal baru, para penduduk Koto Rayo menggunakan biduk (perahu) sebagai sarana transportasi.

Setelah melakukan perjalanan panjang, penduduk kemudian menemukan tempat baru, yaitu Tanjung Muaro Semayo. Terdapat sungai yang terbentang di daerah tersebuy dan diberi nama Muaro Semayo.

Daerah Tanjung Muaro Semayo saat ini sudah berganti nama menjadi Rantau Panjang. Tari semayo pun kemudian hidup dan berkembang di Rantau Panjang tanpa mengubah nama tariannya.

Sementara itu, hingga saat ini masyarakat Rantau Panjang masih menggunakan biduk yang telah digunakan sejak daerah tersebut bernama Muaro Semayo. Biduk tersebut digunakan sebagai alat transportasi untuk berdagang dan membawa hasil panen padi yang diperoleh.

Lama-kelamaan, aktivitas menggunakan biduk pun telah menjadi budaya di Rantau Panjang yang disebut dengan budaya bebiduk. Dari budaya ini pula seniman bernama Aboe Bakar Manan terinspirasi membuat sebuah tarian yang berangkat dari budaya bebiduk.

Tarian tersebut diekspresikan melalui gerakan dalam mendayung biduk. Dahulu, tarian ini dipertunjukkan oleh para anak muda dalam acara adat, salah satunya memantai dan tuhun beumo.

Kini, tarian ini juga dipertunjukkan oleh anak-anak SD hingga SMA karena telah diajarkan secara turun-temurun oleh seniman setempat. Umumnya, tarian ini dilakukan oleh penari berjumlah delapan orang secara berpasangan.

Adapun nama gerak pada tari semayo terdiri dari gerak dayung, gerak nyimbah iluk, gerak simba, gerak buek janji, gerak ngadu satang, gerak mucik aek, gerak biduk beguying, dan gerak bebalek tepi. Alat musik yang digunakan pun beragam, mulai dari gambus, gendang, gong, piul, dan klenong. Selain itu, syair lagu Ujung Tanjung juga dinyanyikan sebagai pengiring tari semayo.

(Resla Aknaita Chak)

Saksikan video pilihan berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya