Uniknya Menyeruput Sajian Kopi Khop Khas Aceh dari Gelas Terbalik

Penikmat kopi khop dapat meniup isian kopi di dalam gelas dengan sedotan atau pipet.

oleh Tifani diperbarui 31 Jan 2023, 04:00 WIB
Diterbitkan 31 Jan 2023, 04:00 WIB
Melihat Proses Roasting Kopi Tradisional Aceh
Pekerja mengecek biji kopi usai dipanggang melalui metode tradisional di sebuah pabrik di Banda Aceh, Aceh, Rabu (3/3). (CHAIDEER MAHYUDDIN/AFP)

Liputan6.com, Aceh - Kopi khop atau kupi khop merupakan sajian kopi unik khas masyarakat Aceh Barat. Bukan hanya racikannya, keunikan sajian ini juga terletak pada cara penyajian dan menikmati kopi unik khas Meulaboh ini.

Jika pada umumnya kopi disajikan menggunakan cangkir, kupi khop disajikan di gelas yang di balik diatas piting kecil. Piring kecil yang digunakan tentu berfungsi untuk menahan agar kopi tidak tumpah.

Penikmat kopi khop dapat meniup isian kopi di dalam gelas dengan sedotan atau pipet. Nantinya air akan keluar dari sisi-sisi gelas secara perlahan.

Air kupi khop yang keluar itu bakal memenuhi piring gelas. Setelah itulah penikmat kopi bisa menyeruput kopi langsung dari bibir piring atau tetap menggunakan sedotan.

Cara menikmati kupi yang berbeda dari yang lain ini lah yang menjadikan sajian kupi khop banyak digemari. Dikutip dari laman acehbarat.go.id, dibalik penyajian kopi yang unik ini, tersimpan sejarah yang cukup panjang.

Zaman dahulu, nelayan di daerah tersebut membawa kopinya pergi melaut. Hanya saja mereka sering meninggalkan kopi karena sibuk mencari ikan.

Kemudian, mereka sengaja membalik gelas kopi Aceh agar kopi tetap hangat nantinya ketika diminum. Cara ini juga memungkinkan kopi tidak mudah tumpah dan tidak tercemar debu maupun kotoran.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

Kadar Asam Lebih Rendah

Selain itu, masyarakat setempat percaya kopi yang disajikan dalam gelas terbalik memiliki kadar asam yang lebih rendah, sehingga lebih baik bagi kesehatan.

Istilah kupi khop konon muncul dari kata-kata terakhir Teuku Umar sebelum tewas tertembak saat berperang dengan pasukan Belanda. Teuku Umar berkata "Beungoh singoh geutanyoe jep kupi di keudee Meulaboh atawa ulon akan syahid." Artinya, "Besok pagi kita akan minum kopi di Meulaboh atau aku akan mati syahid."

Namun nahas, sebelum sempat menyerang, beliau tewas tertembus peluru. Tidak ada minum kopi bersama di Meulaboh pagi itu.

Sedangkan racikan yang disajikan dalam segelas kupi khop menggunakan biji kopi jenis robusta. Biji kopi sengaja tidak dihaluskan terlebih dahulu dan masih berbentuk pecahan kasar.

Kopi kemudian dicampur dengan susu kenta manis atau gula, lalu diseduh dengan air panas. Kupi khup khas Aceh Barat ini ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda Kabupaten Aceh Barat pada 2019 lali.

Kupi Khop dianggap sebagai salah satu aset tak berwujud atau intangible asset bagi masyarakat khususnya di Provinsi Aceh.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya