Pesawat Susi Air Dibakar KKB, Wapres Ma'ruf Amin Singgung Kesejahteraan di Tanah Papua

Wapres Ma'ruf Amin ikut angkat bicara soal insiden pembakaran pesawat Susi Air oleh KKB di Papua. Begini katanya.

oleh Liputan6.com diperbarui 10 Feb 2023, 15:14 WIB
Diterbitkan 10 Feb 2023, 15:14 WIB
Wapres Ma'ruf Amin
Wapres Ma'ruf Amin ikut angkat bicara soal insiden pembakaran pesawat Susi Air oleh KKB di Papua. (Liputan6.com/ Ist)

 

Liputan6.com, Jakarta - Wapres Ma'ruf Amin ikut angkat bicara soal insiden pembakaran pesawat Susi Air oleh KKB di Papua. Dirinya menilai peristiwa itu terjadi lantaran kurangnya pengawalan di objek vital.

"Pesawat datang kemudian bisa dibakar karena kurang pengawalan. Harusnya dibuat pengawalan," kata Ma'ruf Amin di Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB), Jumat (10/2/2023).

 

Ma'ruf Amin juga mengatakan, di Papua Pegunungan memang kerap terjadi gangguan keamanan, karena itu dirinya meminta perusuh KKB itu dikejar dalam rangka penegakan hukum. Dia juga menegaskan tempat-tempat strategis harus dijaga.

"Harus ada pengawalan di situ. Jangan sampai di tempat itu kemudian tidak ada pengawalan," tegasnya.

Namun, selain memberlakukan penegakan hukum, Ma'ruf Amin juga mengatakan pemerintah terus membangun kesejahteraan di Tanah Papua.

"Terus membangun kesejahteraan dan kami sesuaikan dengan kemauan orang Papua. Saya menggunakan istilah 'Kami akan menggaruk di tempat yang gatal', yang gatal itu yang kami garuk, yang kami berikan kepada mereka," jelasnya.

Artinya, lanjut Ma'ruf Amin, pemerintah melakukan perubahan dan mengerjakan proyek pembangunan untuk kesejahteraan warga Papua sesuai dengan masalah yang mereka hadapi.

"Apa yang diinginkan orang Papua dan kami sudah dapat semua dukungan, tokoh-tokoh masyarakat, tokoh-tokoh gereja, tokoh agama, adat, dan waktu saya ke sana, mereka terus terang mereka minta tambah dua provinsi lagi, tapi saya katakan enam provinsi ini dulu diselesaikan," katanya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Peristiwa di Distrik Paro

Sebelumnya, pesawat Susi Air jenis Pilatus Porter PC 6/PK-BVY dilaporkan hilang kontak, Selasa (7/2/2023), pukul 06.35 WIT, di Lapangan Terbang Distrik Paro saat terbang dengan rute Timika-Paro-Timika.

Dua jam berselang, Susi Air mendapati pemancar sinyal darurat atau Emergency Locator Transmitter (ELT) pesawat tersebut dalam posisi aktif pukul 09.12 WIB, kemudian direspons oleh perusahaan dengan kondisi darurat lewat pengiriman pesawat lain guna mengecek posisi pesawat.

Namun, pesawat ditemukan dalam kondisi terbakar di landasan Lapangan Terbang Distrik Paro. Lima penumpang pesawat milik Susi Air saat ini sudah berhasil dievakuasi dari Paro ke Timika.

Sementara itu, Panglima TNI Laksamana Yudo Margono menyebut pihaknya saat ini mengutamakan mencari keberadaan Captain Philips M.​​​​​ setelah mendeteksi keberadaan pilot tersebut.

Menurut Yudo, Philips tidak disandera oleh Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) OPM, melainkan melarikan diri setelah diancam saat pesawat diduga dibakar kelompok tersebut.

Yudo menjelaskan Distrik Paro tidak termasuk dalam wilayah rawan gangguan keamanan, sehingga Susi Air diizinkan melakukan penerbangan. Bandara di Distrik Paro juga tidak pernah digunakan untuk penerbangan, tapi pihak Susi Air menggunakan bandara tersebut sebagai rute penerbangannya.

Kapolri Jenderal Pol. Listyo Sigit Prabowo mengatakan pencarian Pilot Susi Air masih dilakukan personel TNI dan Polri bersama Satuan Tugas (Satgas) Damai Cartenz.

 

 

Infografis Pesawat Susi Air Dibakar di Nduga Papua Diduga Ulah KKB. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Pesawat Susi Air Dibakar di Nduga Papua Diduga Ulah KKB. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Ragam Tanggapan Pesawat Susi Air Dibakar dan Dugaan Penyanderaan KKB Papua. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Ragam Tanggapan Pesawat Susi Air Dibakar dan Dugaan Penyanderaan KKB Papua. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya