Perjalanan Kain Lilit, Busana Adat Populer di Kalangan Milenial

Kain ini diikat pada pinggang dengan cara dililitkan dan dijepit di sisi pinggang sehingga memberi kenyamanan saat digunakan.

oleh Panji Prayitno diperbarui 18 Mei 2023, 00:00 WIB
Diterbitkan 18 Mei 2023, 00:00 WIB
Perjalanan Kain Lilit, Busana Adat Populer di Kalangan Millenial
Gisel pun mengunggah potret bersama Fuji dan Wendy. Ia mengenakan kebaya bordiran warna gold dipadukan kain lilit batik cokelat. Credit: Instagram @Gisel_la

Liputan6.com, Jakarta - Tampil dengan gaya busana khas dan unik menjadi kebanggaan setiap seseorang terutama perempuan yang mengenakannya. 

Apalagi busana yang dipakai adalah ciri khas daerah tertentu. Seperti jenis kain tradisional Indonesia yang digunakan sebagai sarung atau rok oleh wanita atau biasa disebut kain lilit. 

Kain ini diikat pada pinggang dengan cara dililitkan dan dijepit di sisi pinggang sehingga memberi kenyamanan saat digunakan. 

Kain lilit juga dikenal dengan nama kain sarung atau kain tubuh. Dirangkum dari berbagai sumber, kain lilit telah melewati berbagai fase sejarah.

Kain lilit juga merupakan busana yang dipakai oleh para biksu sebagai pakaian tradisional mereka. Pada masa kerajaan di Indonesia, kain lilit menjadi pakaian khas para putri kerajaan. 

Kemudian, pada masa penjajahan Belanda, kain lilit menjadi pakaian yang digunakan oleh kaum perempuan di daerah pedesaan.

Kain lilit memiliki beragam motif dan warna yang unik, tergantung pada daerah asalnya. Misalnya, motif batik pada kain lilit dari Jawa dan Bali sangat berbeda dari motif yang ada di Sumatera. 

Selain itu, bahan yang digunakan untuk membuat kain lilit juga bervariasi, mulai dari katun, sutera, hingga tenun ikat.

Nilai Budaya

Penggunaan kain lilit tidak terbatas hanya untuk keperluan sehari-hari, tetapi juga dipakai pada acara-acara formal seperti pernikahan atau upacara adat. 

Kain lilit seringkali dikombinasikan dengan kebaya atau baju kurung sebagai busana resmi.

Namun, meskipun kain lilit memiliki nilai budaya yang tinggi, penggunaannya semakin berkurang karena derasnya arus budaya Barat yang masuk ke Indonesia. 

Banyak generasi muda yang lebih memilih pakaian modern dan internasional daripada pakaian tradisional seperti kain lilit.

Meskipun demikian, kain lilit masih menjadi salah satu ciri khas budaya Indonesia yang patut dijaga dan dilestarikan. 

Oleh karena itu, kita harus terus mendukung dan mempromosikan penggunaan kain lilit dalam kehidupan sehari-hari, sebagai bentuk penghargaan terhadap warisan budaya Indonesia yang kaya dan beragam.

 

Penulis: Belvana Fasya Saad

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya