Liputan6.com, Solo - Panggung Sangga Buwana merupakan bangunan cagar budaya yang berlokasi di kompleks Kedhaton Keraton Kasunanan Surakarta. Dahulu, bangunan berbentuk menara ini berfungsi untuk mengintai musuh dari ketinggian sekaligus sebagai tempat bermeditasi untuk raja.
Karena berbentuk menara yang cukup tinggi, bangunan ini bisa tampak dari kejauhan. Adapun wujud bangunan ini disebut dengan 'hasta wolu' atau segi delapan.
Terdapat empat tingkat pada bangunan ini dengan bagian paling atas yang disebut tudung saji. Selain itu, juga ada lambang berbentuk manusia mengendarai naga di puncak menara atau sengkalan tahun yang berbunyi 'Naga Muluk Tinitihan Jalma' yang melambangkan tahun pembuatan bangunan.
Advertisement
Baca Juga
Pada tingkat ketiga, terdapat jam besar yang dapat berbunyi dengan sendirinya. Jam ini menghadap ke arah utara.
Selanjutnya, tingkat paling atas merupakan tempat untuk bermeditasi dan berinteraksi dengan sukma ksatria atau Ratu Roro Kidul. Bagian ini juga bisa digunakan untuk melihat pemandangan kota di sekitar. Â
Mengutip dari surakarta.go.id, Panggung Sangga Buwana berasal dari kata 'panggung', 'sangga', dan 'buwana'. 'Panggung' berarti panggung atau bangunan tinggi, sedangkan 'sangga' berarti diangkat atau ditahan dari bawah dan 'buwana' berarti jagad atau dunia alam semesta.Â
Bangunan Panggung Sangga Buwana didirikan oleh Sri Susuhunan Paku Buwono III pada 1708 tahun Jawa atau 1728 Masehi. Bangunan menara ini sempat terbakar pada 19 November 1954. Selanjutnya pada 30 September 1959, bangunan ini selesai dibangun kembali.
Sebelum terbakar, atap bangunan ini berbentuk segi delapan yang disebut hasta wolu dengan nama tudung saji. Namun setelah direnovasi, bentuk atapnya dibuat seperti payung yang terbuka.Â
Sementara itu, bangunan ini juga memiliki beberapa fungsi lainnya, seperti untuk tempat menaruh sesaji, tempat untuk bertemu dengan Kanjeng Ratu Kencana Sari atau Ratu Kanjeng Ratu Kidul yang bertahta di Kadhaton Saloka Dhomas, serta menjadi tempat untuk mengintai tentara Belanda yang berada di Benteng Vastenburg. Hingga kini, bangunan Panggung Sangga Buwana masih berdiri kokoh.
Bahkan, raja Solo masih sering bermeditasi di Panggung Sangga Buwana. Tak sembarang orang bisa memasuki bangunan menara ini dan hanya orang-orang tertentu saja yang diizinkan memasuki bangunan.
Â
Penulis: Resla Aknaita Chak