Gua Maria Mojosongo, Tempat Wisata dan Merenung Bagi Umat Katolik

Gua Maria Mojosongo berlokasi di daerah Kampung Debegan RT04/RW 05, Mojosongo, Jebres, Surakarta.

oleh Switzy Sabandar diperbarui 01 Jun 2023, 05:00 WIB
Diterbitkan 01 Jun 2023, 05:00 WIB
Ilustrasi salib, rohani kristen
Ilustrasi salib, rohani kristen. (Photo Copyright by Freepik)

Liputan6.com, Solo - Tak hanya wisata budaya, sejarah, maupun alam, Kota Solo juga memiliki wisata religi untuk umat Katolik, yakni Gua Maria Mojosongo. Destinasi Wisata ini berada di dalam area permukiman padat penduduk di Kelurahan Mojosongo.

Gua Maria Mojosongo berlokasi di daerah Kampung Debegan RT04/RW 05, Mojosongo, Jebres, Surakarta. Tempat wisata ini juga tak jauh dari pusat kota, sehingga mudah dijangkau.

Mengutip dari surakarta.go.id, tempat wisata ini sempat disebut sebagai Gua Santa Perawan Maria Regina Mojosongo. Hal itu karena wilayah Gua Maria masuk ke dalam Paroki Purbowardayan. Penyebutan lain juga disematkan pada tempat wisata ini, yakni Gua Maria Regina Mojosongo. 

Awalnya, lokasi berdirinya tempat wisata ini merupakan tanah lapang belukar. Terdapat salib besi yang berada di tengah tanah lapang tersebut. Tempat tersebut digunakan sebagai tempat doa rosario.

Hingga pada 1980, Rm. Matius Puspo Sudarmo, Pr. berkeinginan membangun tempat ziarah di lahan tersebut. Selanjutnya pada 25 Desember 1983, Gua Maria Mojosongo pun diberkati dan resmi menjadi tempat ziarah umat Katolik oleh Uskup Semarang Mgr. Julius Darmaatmadja. 

Gua Maria Mojosongo memiliki ruangan yang bersih, rindang, dan nyaman. Pepohonan di sekitar lokasi membuat tempat ini memiliki nuansa sejuk yang menjadi daya tarik tersendiri.

Selain sebagai tempat ziarah dan berdoa, pengunjung juga bisa mendapatkan ketenangan saat berada di sini. Gua Maria memiliki semboyan 'Per Mariam Ad Jesum', yang berarti menuju Yesus melalui Bunda Maria. Melalui semboyan tersebut seolah menggambarkan bahwa Gua Maria memiliki makna yang sangat berarti bagi umat Katolik.

 

Tujuh Pilar

Saat berkunjung ke sini, pengunjung akan disambut patung Santo Yoseph dan Bunda Maria dengan kedua tangannya terbuka yang berada di gerbang masuk utama. Setiap sebelum dan sesudah mengunjungi lokasi ini, para peziarah memiliki ritual memegang tangan patung tersebut sebagai bentuk menyambut tangan Tuhan.

Adapun pada bangunan utama terdapat tujuh pilar, yang masing-masingnya melambangkan tujuh sakramen gereja. Ketujuh sakramen tersebut adalah sakramen baptis, sakramen ekaristi, sakramen penguatan, sakramen tobat, sakramen perkawinan, sakramen imamat, dan sakramen pengurapan orang sakit. 

Saat melewati pilar utama, pengunjung akan melihat adanya gua dengan patung Maria yang berada di sebelah kanan mimbar. Patung tersebut berukuran tidak lebih dari 2 meter.

Pada bagian tengah bangunan terdapat tulisan Latin 'Jesus Hominum Salvator'. Tulisan tersebut berarti 'Yesus Sang Juru Selamat Manusia'. Ada juga ruang adorasi yang cukup hening. Ruangan ini bisa digunakan untuk bersimpuh, bertobat, atau untuk memaknai besarnya rahmat Tuhan. Ruang adorasi berada di belakang mimbar utama yang pintunya bertuliskan 'kapel adorasi'.

Terdapat sebuah taman kecil dengan beberapa tempat duduk di salah satu sudut bangunan. Pada bagian tengah, terdapat kolam dengan patung Yesus sedang berlutut. Gua Maria Mojosongo sangat cocok dijadikan tempat wisata sekaligus tempat merenung karena suasananya yang tenang.

(Resla Aknaita Chak)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya