Kolaborasi dan Berdikari Kunci Indonesia Juara

Kolaborasi dan Ekonomi Berdikari (Berdiri di Atas Kaki Sendiri) rupanya bisa disatukan.

oleh Liputan6.com diperbarui 10 Jun 2023, 02:59 WIB
Diterbitkan 08 Jun 2023, 02:33 WIB
Guru Besar Ilmu Manajemen Fakultas Ekonomi Budaya Universitas Indonesia. (Liputan6.com/ ist)
Guru Besar Ilmu Manajemen Fakultas Ekonomi Budaya Universitas Indonesia. (Liputan6.com/ ist)

Liputan6.com, Jakarta - Kolaborasi dan Ekonomi Berdikari (Berdiri di Atas Kaki Sendiri) rupanya bisa disatukan, dengan mengedepankan kerjasama tanpa melukai kedaulatan dan kepentingan.

Dua konsep besar tersebut diyakini akan membawa Indonesia menjadi pemain global yang tetap berpegang teguh pada Pancasila.

Hal tersebut disampaikan oleh Guru Besar Ilmu Manajemen Fakultas Ekonomi Budaya Universitas Indonesia, Rhenald Kasali bersama host Wakil Ketua Komisi VI DPR dari PDI Perjuangan Aria Bima, di Podcast Bung Karno Series di kanal Youtube BKN PDI Perjuangan pada Selasa (6/6/2023).

Menurut Rhenald prinsip kolaborasi sangat penting untuk digalakkan saat ini. Prinsip ini sama persis dengan yang diinginkan Bung Karno. Sebagaimana ia mengusung gagasan non blok. Dimana Non-Blok berarti keaktifan untuk berkolaborasi dengan siapapun.

"Karena lawan-lawan kita semua berkolaborasi. Bisa celaka kita kalau tidak banyak teman," ujarRhenald.

Ia menjelaskan prinsip kolaborasi bisa membangun ekonomi berdikari bangsa Indonesia. Meski demikian, konsep berdikari tidak boleh menutup ruang untuk berkolaborasi dengan siapapun.

"Kita harus berdikari, walaupun kita tidak menutup ruang untuk berkolaborasi. Tidak menutup, tapi kitalah penentunya," jelasnya.

Apalagi, lanjutnya, potensi anak muda Indonesia sangat besar. Mereka sudah memiliki pendidikan yang baik. Bahkan, anak muda Indonesia sudah menjadi pelopor start up urutan kelima terbesar di dunia.

Selain itu, menurutnya potensi di Indonesia juga sudah lebih dari cukup. Baik di sektor kelautan, perkebunan, sumber daya alam mineral, dan pariwisata. Semua sektor tersebut harus dipersiapkan infrastruktur dan ekosistem industrialisasinya.

"Semua ekosistemnya harus dibangun. Sebab, sekarang kecenderungan turis itu datang ingin menguasainya semuanya. Kita harus rebut semua dengan pelayanan yang lebih baik dan produknya kita ciptakan," pungkas Rhenald.

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya