Liputan6.com, Jakarta - Video bocah Sekolah Dasar (SD) di pegunungan Papua membeli jajan minum air putih viral di media sosial. Dalam video berdurasi 29 detik itu tampak seorang bocah SD mengenakan seragam Pramuka, menggenggam plastik sedotan berisi air putih, lalu ditanya seseorang. Â
"Itu es apa?"
"Air putih," jawab sang anak.
Advertisement
"Berapa harganya?"
"Lima ribu," jawabnya lagi.
"Ada es-nya?"
"Tidak ada," jawabnya.
"Air biasa? Baru kenapa kau tidak beli yang warna?"
"Tidak dapat," jawab sang anak.
Video yang diunggah akun Twitter @Heraloebss tersebut langsung dibanjiri komentar warganet. Sebagian dari geram, mempertanyakan kondisi anak-anak Papua yang tidak mendapatk kesempatan yang sama dengan anak-anak di daerah lain.Â
"Semoga Papua ikut maju merasakan harga barang seperti di kota besar lainnya," tulis seorang warganet.
"Saya pernah ke Oksibil Pegunungan Bintang, air minum barang langka di sana, air hujan menjadi satu-satunya sumber air minum. Satu botol Aqua kecil 25 ribu, pecel ayam 90 ribu, teh tawar 10 ribu. Uang 5 ribu dan 2 ribu gak ada artinya," tulis warganet lain.
"Pak Bu yang terhormat, tolong sekali aja mikirin rakyat dah, sekali aja lalu realisasikan," kata warganet.Â
Terlepas dari video viral tersebut, air, tanah, dan udara, sesungguhnya menjadi hak dasar bagi setiap orang yang merdeka. Namun pada kenyataannya, di Indonesia masih banyak warga di daerah-daerah yang masih kesulitan mendapatkan air bersih karena tidak memiliki sumber air mandiri, hanya mengandalkan mata air dan air sungai, bahkan air hujan. Kondisi tersebut menjadi tambah parah saat musim kemarau tiba.
Â
Â
Â
Â
Penyebab Krisis Air Bersih
Banyak faktor yang menyebabkan suatu daerah krisis air bersih, antara lain over populasi, terjadi polusi air, penggunaan air yang berlebihan. Yang terjadi di banyak daerah di Papua, adalah jarak yang jauh. Desa-desa terpencil dengan akses jalan yang belum memadai banyak yang masih kesulitan mendapatkan air bersih.Â
Bahkan ada warga desa yang harus menempuh hingga puluhan kilometer hanya untuk memperoleh air bersih. Belum lagi air di pedalaman Papua banyak yang mengandung kapur, sehingga hanya digunakan untuk mandi dan cuci, tidak bisa untuk dikonsumsi. Faktor lainnya adalah pengaruh alam, seperti musim kemarau panjang di satu daerah yang tidak memiliki sumber air mandiri.
Â
Â
Advertisement