Kala Guru Madin Maju Jadi Calon Kades di Blora Tanpa 'Bom' Politik Uang, Apa Bisa?

Mustain alias Gus Mus memantapkan niatnya jadi calon Kepala Desa (Kades) Tambahrejo, Kecamatan Tunjungan, Kabupaten Blora, Jawa Tengah. Mengawali ceritanya, Gus Mus ini adalah seorang yang aktivitas kesehariannya sebagai guru ngaji madrasah diniyah (madin) di kampungnya tersebut.

oleh Ahmad Adirin diperbarui 03 Jul 2023, 02:00 WIB
Diterbitkan 03 Jul 2023, 02:00 WIB
Mustain alias Gus Mus (46), Calon Kades Tambahrejo, Kecamatan Tunjungan, Kabupaten Blora, Jawa Tengah. (Liputan6.com/Ahmad Adirin)
Mustain alias Gus Mus (46), Calon Kades Tambahrejo, Kecamatan Tunjungan, Kabupaten Blora, Jawa Tengah. (Liputan6.com/Ahmad Adirin)

Liputan6.com, Blora - Jika Allah berkehendak menetapkan sesuatu, maka tak ada yang tak mungkin di dunia ini. Kalimat itu yang dipegang teguh oleh Mustain alias Gus Mus memantapkan niatnya jadi calon Kepala Desa (Kades) Tambahrejo, Kecamatan Tunjungan, Kabupaten Blora, Jawa Tengah.

Mengawali ceritanya, Gus Mus ini adalah seorang yang aktivitas kesehariannya sebagai guru ngaji madrasah diniyah (madin) di kampungnya tersebut.

"Nggih (guru madin). Gaweane nggih srabutan," jawabnya saat diwawancarai Liputan6.com di Blora, Minggu (02/07/2023).

Dahulu, Gus Mus sebelum menjadi guru Madin adalah seorang pegawai negeri sipil (PNS) yang berdinas jadi guru Sekolah Dasar Negeri (SDN) di Kabupaten Kudus.

Namun karena sakit bertahun-tahun tak kunjung sembuh, dirinya pun harus merelakan nasib baiknya itu pupus.

"4 tahunan saya sakit lambung hingga tidak bisa aktif lagi menjadi guru SD di Kudus. Akhirnya saya diberhentikan jadi PNS," ujarnya.

Ingatan Gus Mus sampai saat ini masih sangat tajam. Diakuinya, sempat diperjuangkan oleh Arief Rohman alias Gus Arief yang ketika itu belum menjadi Bupati Blora.

Gus Arief berupaya komunikasi dengan pejabat Pemkab Kudus agar Gus Mus tidak diberhentikan dari PNS. Sayangnya, perjuangan itu tidak berhasil alias gagal.

"Tetap diberhentikan karena saya kondisinya ketika itu masih sakit. Belum sembuh," kata Gus Mus.

Parahnya lagi, putera almarhum Kiai Suyuti ini mengaku sebagai seorang PNS, tidak mendapatkan gaji pensiunan. Alasannya, karena waktu itu dirinya masih muda dan mengajukan pensiun tidak bisa.

Kendatipun harapannya menjadi abdi negara tersebut pupus, Gus Mus bersyukur masih diberikan kesehatan oleh Allah SWT dan sembuh total dari sakit lambung yang pernah dideritanya itu.

"Alhamdulillah sudah sembuh," jawabnya mengenang sakitnya waktu itu dari tahun 2016 hingga 2021.

 

Simak Video Pilihan Ini:

Komitmen Gus Mus

Salah satu baliho Gus Mus yang terpasang di Desa Tambahrejo, Kecamatan Tunjungan, Kabupaten Blora, Jawa Tengah. (Liputan6.com/Ahmad Adirin)
Salah satu baliho Gus Mus yang terpasang di Desa Tambahrejo, Kecamatan Tunjungan, Kabupaten Blora, Jawa Tengah. (Liputan6.com/Ahmad Adirin)

Setelah sembuh dari sakit menahun itu, Gus Mus memantapkan niat maju bertarung dengan Kades petahana alias incumbent 2 periode dalam Pilkades serentak Blora yang digelar pada 8 Juli 2023 mendatang, lantaran punya tekad ingin mengabdi untuk masyarakat Desa Tambahrejo

Kemudian, disampaikan juga paparan panjang lebar yang tak jauh beda alias selaras dengan visi misi calon Kades pada umumnya di daerah lain, yaitu intinya ingin adanya perubahan lebih baik.

"Latar belakangnya ya intinya pengen demokrasi bisa hidup dengan baik di desa saya," katanya.

Menurut Gus Mus, selama ini banyak orang yang tidak berani maju mendaftarkan diri dalam Pilkades dikarenakan persaingan politik uang masih merajalela dan menjadi persoalan utama.

Demi meyakinkan masyarakat agar tambah yakin dengan dirinya, dan uang bukanlah segalanya dalam proses perjuangan perubahan, Gus Mus berkomitmen tidak akan melakukan serangan fajar alias 'bom' politik uang jelang detik-detik hari coblosan.

Selain itu, dirinya apabila nantinya terpilih, maka selama menjabat akan memberikan lahan (bengkok) yang menjadi hak kewenangannya untuk kepentingan masyarakat Desa Tambahrejo.

"Saya serahkan sebagian hak yang diberikan kepada saya, berupa tanah bengkok. Di situ akan saya serahkan kepada warga, setiap dukuhan satu bahu. Totalnya ada 7 dukuhan. Dan satu lagi untuk kegiatan keagamaan," tandasnya.

Untuk diketahui, Desa Tambahrejo sendiri terdapat ribuan pemilih yang tinggal berdomisili di 6 dukuhan. Yaitu, Dukuh Pendem, Dukuh Triteh, Dukuh Ngaglik, Dukuh Tambak Ampel, Dukuh Ngrayudan, dan Dukuh Kaliporang.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya