Pasutri di Medan Jadi Korban Pencurian Modus Hipnotis, Cincin Emas Raib

Kasus pencurian diduga modus hipnotis terjadi di Kota Medan, Sumatera Utara (Sumut). Korbannya pasangan suami istri (pasutri) yang mengalami kerugian sekitar Rp 5,5 juta berupa cincin emas.

oleh Reza Efendi diperbarui 19 Jul 2023, 12:46 WIB
Diterbitkan 19 Jul 2023, 12:46 WIB
Ilustrasi pencuri (iStock)(Liputan6.com/Gorontalo)
Ilustrasi pencuri (iStock)(Liputan6.com/Gorontalo)

Liputan6.com, Medan Kasus pencurian diduga modus hipnotis terjadi di Kota Medan, Sumatera Utara (Sumut). Korbannya pasangan suami istri (pasutri) yang mengalami kerugian sekitar Rp 5,5 juta berupa cincin emas.

Informasi diperoleh Liputan6.com, Rabu (19/7/2023), peristiwa terjadi pada Senin, 17 Juli 2023. Saat itu korban M Saleh (73) dan Diah Herawati (72) sedang berada di rumahnya, Jalan Kawat II Gang Tanjung, Nomor 107, Lingkungan 14, Kelurahan Tanjung Mulia Hilir, Kecamatan Medan Deli, Kota Medan.

Di hari itu, sekitar pukul 12.00 WIB, datang seorang pria berbadan tegap diduga pelaku. Awalnya, pria tersebut mondar-mandir 2 kali di dalam gang secara pelan. Udai memutar 2 kali, pelaku yang mengendarai sepeda motor jenis metik warna hitam dari arah Gang Tanjung Kawat I, berhenti tepat di depan rumah korban, dengan posisi sepeda motor diparkirkan lurus ke arah Kawat II.

Lalu, pelaku membuka pintu pagar berwarna merah maron sambil menyapa korban Saleh yang sedang duduk di teras rumah. "Apa kabar, Kek," sapa pelaku. Lalu korban Saleh menjawab, "Sehat."

Menurut Saleh, pelaku bertanya ada berapa orang anak bapak, dan dijawabnya, "Anakku ada tiga, dua di Batam daerah Sekupang, satu lagi di sini paling kecil lagi kerja."

Mendengar jawaban korban, pelaku memberi saran kepada korban, “Pakai pembantu aja, Kek, biar enggak capek ngurusi rumah."

Diduga mengetahui di rumah itu hanya ada korban dan istri, pelaku lalu duduk di teras bagian paling bawah, tempat biasa korban dan keluarga menaruh sendal. Bahkan pelaku enggan disuruh naik ke atas dan duduk di kursi selayaknya orang bertamu.

Kemudian, pelaku menyodorkan diri untuk memijat korban Saleh. Korban dipijat pada bagian punggung sekitar 3 menit, bahkan pelaku sempat bergaya seperti pemijat profesional dengan menyebut korban sering pening.

"Kakek sering pening, ya," tanya pelaku. Dijawab korban, "Enggak, ah.”

Tidak lama berselang, saat memijit korban, pelaku diduga seperti komat-kamit membaca mantra sambil menepuk pundak sebelah kiri Saleh. Saat itu, korban Saleh langsung terhipnotis dan mulai mendengarkan semua perintah yang diberikan oleh pelaku.

Setelah memijat Saleh, pelaku bertanya di mana keberadaan istri korban. "Mana nenek?" tanya pelaku, dan langsung dijawab korban, "Dia lagi sakit, di kamar, dengkulnya kaku kalau salat."

Pelaku menyuruh korban untuk memanggil istrinya biar diobati, "Panggil ke sini, biar diobati," ucap pelaku.

 

Korban Sempat Tidak Mau

Ilustrasi penipuan.
Ilustrasi penipuan. (dok.Frantisek_Krejci/Pixabay/Tri Ayu Lutfiani)

Diah Herawati yang sedang tidur dibangunkan Saleh. Menurut pengakuan Diah, awalnya tidak mau diajak untuk bertemu dengan pelaku yang mengaku sebagai teman suaminya.

"Ayok ke depan, ada kawan aku bisa ngobati kaki mu yang sakit," kata Saleh. Dijawab Diah, "Kawan siapa?"

Karena suaminya diduga sudah terhipnotis dan menyebut kenal dengan pelaku, Diah akhirnya mau ke depan menjumpai pelaku hipnotis. Sampai di teras rumah, pelaku bertindak seolah-olah teman akrab sang suami.

"Sini, saya pijat, nek," ucap pelaku, yang kemudian memijat telapak kaki dan lutut Diah yang sedang sakit. Selama 5 menit memijat, pelaku sempat menyarankan agar selanjutnya nanti dipijat pakai minyak kelapa atau minyak zaitun.

Bahkan pelaku sempat mengatakan apabila saat memakai cincin emas sebaiknya 1 di tangan kiri dan kanan, padahal saat itu korban Diah tidak ada memakai cincin sama sekali di jarinya.

Pelaku juga menyuruh agar korban Saleh menempelkan tangannya ke dengkul sang istri yang sakit agar segera sembuh. Saat memijat selama 5 menit itu, pelaku lalu melakukan aksi menepuk pundak sebelah kiri Diah agar terhipnotis.

Setelah pasutri itu terhipnotis, pelaku kemudian memerintahkan untuk masuk ke dalam rumah. Saleh disuruh mengambil 2 gelas berisi air putih. Sedangkan Diah disuruh mengambil cincin emas di dalam kamar.

Setelah kembali ke depan, kedua gelas di taruh secara sejajar. 2 cincin emas masing-masing 1 ada mata berbentuk batu giok berat 3 gram dan 1 lagi emas belah rotan berat 2,5 gram dimasukkan ke dalam masing-masing gelas.

Dibawah Pengaruh Hipnotis

Warga Singapura Ngaku Raja Minyak Tipu Nenek Pakai Hipnotis
Ilustrasi penipuan. Foto: Unsplas.com

Di bawah pengaruh hipnotis, pelaku memerintahkan lagi korban Saleh ke dapur mengambil air dicampur garam untuk dicipratkan ke segala penjuru rumah. Diah diperintahkan pelaku untuk mencuci kaki sebanyak 15 kali.

Saat keduanya masuk ke dalam melakukan perintah itu, pelaku kabur naik sepeda motor membawa kedua cincin emas tersebut.

Mengetahui pelaku sudah tidak ada, dan cincin emas juga tidak ada lagi di dalam gelas berisi air putih, Diah panik dan sempat bertanya ke suami, "Mana cincinku?"

Suami yang belum sadar malah sempat menganggap pelaku mungkin hanya ke kedai beli rokok. "Mungkin ke kedai dia, beli rokok," kata Saleh.

Semenit kemudian, Saleh yang sudah sadar dan coba mengejar pelaku yang kabur ke Kawat II belok ke arah kanan, gagal karena jejak pelaku sudah tidak terlihat.

Beraksi Selama 30 Menit

Ilustrasi Pencurian (Arfandi Ibrahim/Liputan6.com)
Ilustrasi Pencurian (Arfandi Ibrahim/Liputan6.com)

Berdasarkan pengakuan Saleh, diperkirakan pelaku beraksi selama 30 menit. Pelaku memiliki ciri-ciri berbadan tegap, berkulit hitam dengan tinggi sekitar 173 cm. Memakai sendal, logat Jawa, hidung tidak mancung dan wajah bulat.

"Dia (pelaku) merokok, rambutnya pendek lurus hitam, pakai topi. Pakai baju krem model kemeja tangan pendek," terangnya.

Terkait pencurian diduga modus hipnotis, diperkirakan korban Saleh dan Diah mengalami kerugian sekitar Rp 5,5 juta.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya