Liputan6.com, Bekasi - Penggunaan air sebagai pengganti bahan bakar bensin pada mobil dan motor tengah ramai diperbincangkan. Berbagai temuan serupa dengan konsep berbeda, bahkan ikut dikembangkan berbagai pihak.
Salah satunya Sekolah Tinggi Transportasi Darat (STTD) Setu, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, yang mengembangkan air menjadi bahan bakar atau yang disebut Fuel Water Hybrid (FWH).
Metode yang masih terus diteliti ini, sudah diuji coba pada sepeda motor Honda Beat. Terbukti, kendaraan tersebut dapat melaju seperti umumnya, hanya dengan menggunakan air.
Advertisement
Adapun konsep penggunaan energi terbarukan ini, yakni dengan menggunakan reaktor. Air diletakkan pada sebuah wadah berbentuk tabung yang sudah dirancang khusus untuk menghasilkan gas hidrogen.
Direktur Sekolah Tinggi Tranportasi Darat (STTD), Ahmad Yani mengungkapkan, ide awal pembuatan reaktor penghasil gas hidrogen ini, tercetus dari keinginan mencari solusi bahan bakar lain melalui energi terbarukan yang harganya jauh lebih murah.
"Dengan kondisi yang ada sekarang, kita juga harus mengembangkan energi terbarukan selain mobil atau motor listrik, itu kan sudah banyak ya dan itu bisa berjalan dengan baik. Tetapi juga kenapa kita tidak gunakan energi lain selain baterei atau listrik tadi," katanya saat ditemui Liputan6.com, Kamis (20/7/2023).
"Ternyata ada energi terbarukan, yaitu air dengan harga yang jauh lebih murah. Itu juga dapat digunakan sebagai konversi kendaraan yang berbahan bakar minyak. Nah, berangkat dari situ sebetulnya penelitian saya bersama teman-teman," ujar Ahmad Yani.
Menurutnya, metode FWH sudah diuji cobakan pada beberapa kendaraan, salah satunya Honda Beat karbu. Proses modifikasi kendaraan ini membutuhkan waktu sekitar tiga minggu. Ia pun sudah menggunakannya untuk operasional keliling kampus.
"Nah saya sudah uji coba ada dua mobil dan ada yang saya pakai. Saya sengaja menggunakan itu untuk mengetahui seberapa besar kemampuan dari reaktor tersebut untuk menghemat konsumsi bahan bakar," paparnya.
Ahmad Yani mengaku baru memperkenalkan teknologi tersebut kepada para taruna. Ia ingin agar kelak STTD menjadi pusat pengembangan hidrogen. Bahkan, saat ini pihaknya telah mengembangkan hidrofit, yakni minuman yang memiliki kadar hidrogen.
"Sudah banyak yang mengembangkan dan kelihatannya kaya open source gitu, siapa aja boleh buat. Tapi yang jelas kita mempunyai kemampuan lebih karena kita sudah ukur, misalnya mobil, oh itu suatu saat bisa terjadi ledakan gas hidrogen, nah itu yang kita jaga," terangnya.
Meski konsepnya hampir serupa dengan nikuba, Ahmad Yani menegaskan jika FWH memiliki kelebihan dalam spesifikasi pembuatan reaktor untuk menjaga keamanan dan keselamatan pengguna kendaraan.
"Memang akhirnya kapasitasnya kita sangat sesuaikan. Untuk mobil aja, kita yang kecil mulai dari 1.200 CC sampai 4.000 CC. Bahkan kita sudah uji coba di eskavator, kapal, bus, itu sudah kita lakukan, alhamdulillah aman," ujar dia.
Ahmad Yani berharap agar para taruna bisa lebih banyak belajar energi terbarukan ini dan tidak ketergantungan dengan bahan bakar yang ada.
Â