Cerita Pemilik Usaha Kopi Murni Cirebon Buka Toko di Pasar Tradisional

Kesan ekslusif hingga harga yang relatif mahal dianggap belum mewakili seluruh lapisan masyarakat menikmati kopi dengan kualitas baik

oleh Panji Prayitno diperbarui 05 Agu 2023, 11:49 WIB
Diterbitkan 05 Agu 2023, 11:44 WIB
Cerita Pemilik Usaha Kopi Murni Cirebon Buka Toko di Pasar Tradisional
Seorang bapak pengunjung pasar Kanoman Cirebon memesan kopi murni. Foto (Liputan6.com / Panji Prayitno)

Liputan6.com, Jakarta Usaha kedai kopi mulai tumbuh di berbagai daerah Indonesia dengan beragam konsep kekinian. Kondisi tersebut mempengaruhi terhadap kebutuhan dan gaya hidup masyarakat menikmati kopi.

Kesan ekslusif hingga harga yang relatif mahal dianggap belum mewakili seluruh lapisan masyarakat menikmati kopi dengan kualitas baik. Oleh karena itu, pemilik Toko Kopi Murni Cirebon Bhakti Gunawan mengatakan masih banyak peluang pasar menjual dan mengedukasi kopi murni.

Bhakti memilih menjual kopi murni dari petani di pasar tradisional Kanoman Kota Cirebon. Ide usahanya itu menyasar kepada masyarakat yang dianggap belum banyak dilirik oleh pengusaha kopi yang lain.

"Saya sendiri sudah punya kedai dan yang saya rasakan kedai kopi saya menyasar masyarakat ekonomi menengah keatas. Sementara itu saya sendiri suka belanja kebutuhan kedai di pasar tradisional," ujar Bhakti, Jumat (4/8/2023).

Dari kebiasaannya belanja di pasar tradisional, Bhakti melihat ada peluang usaha sembari mengedukasi kopi murni kepada masyarakat. Ia mengaku melakukan riset selama dua bulan sebelum memutuskan buka toko kopi murni di Pasar Kanoman Cirebon.

Mulai dari mencari potensi usaha, hingga berdialog dengan warga pengunjung maupun pedagang pasar tradisional. Bhakti mengatakan, salah satu tujuan buka toko kopi murni di pasar tradisional adlah mengedukasi masyarakat penikmat kopi yang belum teredukasi.

"Paling tidak beralih dulu dari sachet ke kopi murni dengan harga yang terjangkau tidak ada kesan ekslusif atau mahal. Setelah buka ternyata responnya bagus banyak bapak-bapak sampai tukang becak yang tanya-tanya sampai coba kopi murni," ujar Bhakti.

Budaya Ngopi

Bhakti mengatakan, pemilihan pasar Kanoman sebagai tempat menjual kopi murni karena salah satu pasar yang ramai. Selain itu, dahulu Pasar Kanoman juga dikenal sebagai salah satu pusat penggilingan kopi murni.

"Jadi brain awarness nya di Kanoman sudah ada penggilingan kopi biji nah saya tertarik," ujar dia.

Bhakti menyebutkan, kopi murni dijual mulai dari Rp 25 ribu sampai Rp 40 ribu per 100 gram. Untuk jenis kopi arabica dijual RP 38 ribu per 100 gram, robusta Rp 25 ribu per 100 gram dan Wine Kopi Rp 48 ribu per 100 gram.

Ragam jenis kopi yang dijual merupakan hasil dari petani kopi di seluruh daerah Indonesia. Mulai dari Aceh, Ijen, Garut, Ciwidey, Toraja, Bali, Papu dan daerah penghasil kopi lainnya.

"Untuk wine kopi paling mahal karena tipe grand super atau komersil yang biasa dipakai hotel bintang tiga dan lima. Kami menjual kopi murni dengan kualitas terbaik atau grade premium," ujar dia.

Bhakti mengaku belum lama membuka toko kopi murni di pasar tradisional Cirebon. Namun, kata dia, antusias masyarakat di pasar cukup tinggi.

Selama 13 hari buka, rata-rata kopi murni yang dijual Bhakti Gunawan mencapai 1,5 kilogram per hari. Target lain dari menjual kopi murni di pasar tradisional adalah meningkatkan budaya ngopi di masyarakat.

"Giling bisa di toko bisa giling sendiri dirumah. Beli di saya ngopi nya di teras rumah bersama tetangga," ujar Bhakti.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya