Pemkab Sitaro Ingatkan Warga Patuhi Peringatan Radius Bahaya Gunung Karangetang

Sonny mengatakan, meski aktivitas Gunung Karangetang relatif menurun, tetapi guguran lava sering terjadi dan sesekali mengarah ke Kali Kahetang dan Kali Keting.

oleh Yoseph Ikanubun diperbarui 31 Agu 2023, 16:25 WIB
Diterbitkan 31 Agu 2023, 11:00 WIB
Kondisi Gunung Karangetang yang menunjukan peningkatan aktivitas, Rabu (8/2/2023).
Kondisi Gunung Karangetang yang menunjukan peningkatan aktivitas, Rabu (8/2/2023).

Liputan6.com, Sitaro - Pihak Pemkab Sitaro melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) mengajak masyarakat mematuhi radius bahaya yang direkomendasikan setelah erupsi pada awal Februari 2023 lalu.

"Warga yang dievakuasi sudah dipulangkan, tapi masih bersifat sementara. Artinya apabila meningkat lagi aktivitas Gunung Karangetang, warga bisa dievakuasi ke tempat yang lebih aman," kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Sitaro, Sonny Belseran, Rabu (30/8/2023).

Sonny mengatakan, meski aktivitas Gunung Karangetang relatif menurun, namun guguran lava sering terjadi dan sesekali mengarah ke Kali Kahetang dan Kali Keting.

Di Kali Kahetang terdapat permukiman yang rawan yaitu warga kampung Tampungan, Kelurahan Tarorane, sementara di Kali Keting warga kampung Basaha, Kelurahan Tatahadeng.

"Kami terus mengimbau warga berhati-hati ketika kembali ke kampung halaman dan melakukan aktivitas," ujarnya.

 Berdasarkan laporan Pos PGA Karangetang periode pukul 00.00 Wita hingga 06.00 Wita, secara visual tubuh gunung tampak jelas hingga berkabut, sementara asap kawah bertekanan lemah hingga sedang teramati berwarna putih dengan intensitas tipis dengan ketinggian 25 meter di atas puncak kawah.

Sinar api kawah satu dan dua lebih kurang 10 meter, guguran lava pijar dari puncak kawah satu sesekali terjadi ke arah Kali Batuawang dan Kali Kahetang sekitar 1.000-1.500 meter.

“Terekam sebanyak tiga kali gempa guguran dengan amplitudo antara 15-30 milimeter, durasi antara 76-125 detik, satu kali gempa embusan amplitudo lima milimeter selama tujuh detik,” ungkap Sonny.

Pos PGA juga merekam satu kali gempa hybrid/fase banyak dengan amplitudo 10 milimeter, S-P : 0 detik, selama sembilan detik, serta satu kali gempa tektonik jauh amplitudo 30 milimeter, S-P : 12 detik, durasi 52 detik.

"Tremor menerus (microtremor) terekam dengan amplitudo antara 0,5 milimeter hingga satu milimeter, dominan 0,5 milimeter. Sementara tingkat aktivitas saat ini siaga level tiga," katanya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya