Si Sufi Jogja, Bukti Serius Pemda DIY Usai Penetapan Warisan Dunia

Implementasi penetapan tersebut berupa pelaksanaan Dokumen Rencana Pengelolaan (Management Plan), dalam agenda yang disebut Satu Aksi Sumbu Filosofi : Budaya Jogja Mendunia (Si Sufi Jogja).

oleh Yanuar H diperbarui 02 Okt 2023, 08:00 WIB
Diterbitkan 02 Okt 2023, 08:00 WIB
UNESCO tetapkan Sumbu Filosofi Yogyakarta sebagai Warisan Budaya Dunia. (Dok KBRI Riyadh)
UNESCO tetapkan Sumbu Filosofi Yogyakarta sebagai Warisan Budaya Dunia. (Dok KBRI Riyadh)

Liputan6.com, Yogyakarta - Pemda DIY membuat Satu Aksi Sumbu Filosofi: Budaya Jogja Mendunia (Si Sufi Jogja) sebagai bentuk tindak lanjut penetapan Sumbu Filosofi Yogyakarta sebagai Warisan Budaya Dunia oleh UNESCO.

Menurut Kepala Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) DIY, Dian Lakshmi Pratiwi Si Sufi Jogja ini memiliki ketentuan dan 'guideline' dari pengelolaan yang sudah  bertaraf internasional pascapenetapan. Pemda DIY sudah melaksanakan sebagian isi dokumen melalui program dan kegiatan di RPJMD yg disinkronkan dengan management plan.

 "Semua tahapan yang kami rancang untuk mengimplementasi Dokumen Management Plan Sumbu Filosofi Warisan Dunia ini kami namakan Si Sufi Jogja: Budaya Jogja Mendunia. Hal ini diwujudkan dengan pengelolaan kawasan terpadu berbasis pemberdayaan budaya dan ekonomi masyarakat," ujar Dian di kantornya, Selasa sore (26/09/2023).

Dian menyampaikan Dossier atau management plan pengelolaan adalah suatu dokumen rencana pengelolaan kawasan warisan dunia yang mampu meyakinkan dan menjamin kelestarian nilai penting universal (outstanding universal value) yang menjadi kriteria penetapan ini. Dokumen ini memuat rencana mengatasi lima faktor tekanan terhadap kawasan yaitu tekanan pembangunan, lingkungan, kesiapsiagaan terhadap bencana, pariwisata dan kebudayaan yang berkelanjutan serta pemberdayaan  masyarakat sekitar. 

"Sebenarnya, masyarakat jika ingin tau apa yang kemudian direncanakan pengelolaannya ke depan  bisa mengakses dan mengunduh website kami yang dikoneksikan dengan jogjaprov.go.id yaitu jogjaworldheritage.com. Di website ini sudah memuat dokumen dossier, rencana pengelolaan induk.dan rencana pengelolaan per atribut.  Sehingga tidak ada yang dirahasiakan karena semua akan menjadi pemain bersama," ungkapnya. 

Soal Sumbu Filosofi Yogyakarta ini Dian mengaku membutuhkan kolaborasi bersama sesuai tahapan sehingga sebelum berangkat sidang pihaknya telah bertemu dengan tiga pemerintah yaitu Pemda DIY, Pemkot Yogyakarta, Pemkab Bantul serta Keraton Yogyakarta. Karena keempatnya adalah pengelola yang ada dikawasan Warisan Dunia mulai dari Tugu Pal Putih-Keraton Yogyakarta dan Panggung Krapyak dan telah bersepakat untuk melakukan pembagian kerja dan tugas. 

"Ini kejar cepat, management plan dan rencana pengelolaan per atribut sudah siap yang kemudian diterjemahkan dalam indikator monitoring sudah siap. Jadi kami akan siapkan Sekretariat Bersama (Sekber), MoU kesepakatan pengelolaan antar lima yaitu Kemdikbud Ristek, Pemda DIY,  Pemkot Yogyakarta,  Pemkab Bantul,  Keraton Yogyakarta yang diturunkan dalam Perjanjian Kerjasama (PKS) siapa melakukan apa? Termasuk pembahasan tentang perencanaan dan penganggaran, “ terang Dian.

Melalui PKS ini, Dian akan medetailkan ketentuan pelaksanaan untuk memudahkan kerja sembari berjalan paralel mereview kembali kelembagaan yang akan menghandle Warisan Dunia. Karena UPT Balai Pengelolaan Kawasan Sumbu Filosofi (BPKSF) selama ini sistemnya masih transisi dan belum representatif untuk menghandle Warisan Dunia yang level komunikasi mulai internasional, nasional dan regional sampai ke bawah.  

Sebelumnya sudah siap Pokjanis Pengelolaan Kawasan Sumbu Filosofi, UPT BPKSF bekerjasama dengan UPT BPKC Disbud Kota Yogyakarta. Prinsipnya, seluruh sistem telah berjalan, hanya dengan penetapan maka difokuskan pada substansi materi Warisan Dunia yang paling krusial.

"Peran dan tugas menjadi lebih jelas sehingga tidak saling melempar tugas.yang semua teregulasi dan punya dasar legal hukum yang sama sehingga semua nyaman dalam bekerja. Semua ini adalah ruang pembelajaran bersama maka sekiranya nanti ada dinamika yg terjadi,  kami mohon dukungan  masyarakat," kata Dian.

Dian mengatakan, Warisan Dunia menjadikan suatu tools atau instrumen untuk merekatkan komitmen, mengeksplisitkan kerja dan menguatkan beberapa kondisi yanag harus diperbaiki. Sebab dalam Management Plan pengelolaan cukup komplek yang meliputi lima sektor.

"Faktor tekanan di atas diterjemahkan dalam bentuk program dan kegiatan lintas sektor yang akan diampu OPD terkait sektor-sektor perencanaan, infrastruktur dan lingkungan,kebudayaan dan pariwisata, ekonomi dan perdagangan serta ketentraman dan ketertiban umum. Jadi lima klaster ini akan bergerak pararel sesuai Management Plan untuk mengatasi lima faktor tekanan tadi yang tengah dikebut saat ini,'" ujar Dian soal sumbu filosofi Yogyakarta ini.

 

Simak Video Pilihan Ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya