Apa Itu El Nino? Berikut Penyebab dan Dampaknya!

Fenomena El Nino menjadi fenomena yang saat ini sangat diperhatikan oleh publik. Pasalnya, dampak dari fenomena El Nino bisa sangat merugikan masyarakat yang terdampak.

oleh Natasa Kumalasah Putri diperbarui 06 Okt 2023, 17:16 WIB
Diterbitkan 06 Okt 2023, 17:06 WIB
Kekeringan Sawah
Penetapan status siaga bencana kekeringan di Provinsi Banten diakibat musim kemarau berkepanjangan sebagai dampak dari fenomena El Nino. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Bandung - Istilah El Nino akhir-akhir ini sering didengar dan dibicarakan terutama di Indonesia. Pasalnya El Nino adalah sebutan untuk sebuah fenomena cuaca yang mempunyai dampak sangat mengerikan untuk lokasi yang terdampak.

Fenomena El Nino bahkan membuat banyak sektor mengalami dampak sangat besar terutama dalam sektor pertanian. Mengingat manusia sangat bergantung dan membutuhkan pertanian maka fenomena ini menjadi istilah mengerikan untuk banyak orang.

Fenomena El Nino dikenal sebagai fenomena memanasnya Suhu Muka Laut (SML) di atas kondisi normalnya yang terjadi di Samudera Pasifik bagian tengah. Fenomena ini menjelaskan adanya pemanasan dan membuat permukaan laut lebih hangat dari biasanya.

Dampaknya bisa berpotensi mengurangi curah hujan di wilayah tertentu dan salah satunya di wilayah Indonesia sehingga cuaca menjadi lebih panas. Akibatnya beberapa daerah bisa mengalami kekeringan dan menimbulkan dampak negatif untuk kehidupan masyarakatnya.

Seperti kita ketahui manusia sangat membutuhkan air dan saat kekeringan terjadi ketersediaan air bersih akan semakin menurun. Selain itu lahan-lahan pertanian akan mengalami kekeringan dan terancam gagal panen serta munculnya potensi kebakaran hutan.

Selain ada istilah fenomena El Nino ternyata ada juga istilah fenomena El Nina yang merupakan kebalikan dari El Nino. Fenomena El Nina membuat curah hujan menjadi lebih meningkat dan cuacanya akan menjadi lebih dingin.

Namun, jika curah hujan terus terjadi secara terus-menerus tanpa henti bisa menimbulkan dampak yang berbahaya juga untuk masyarakat. Di antaranya banjir, longsor, dan berpotensi membuat gagal panen beberapa sektor pertanian.

Cuaca di Indonesia saat ini juga termasuk ke dalam dampak fenomena El Nino di mana beberapa daerah mengalami peningkatan panas dan kekeringan. Menurut BMKG, fenomena ini diprediksi akan terus berlangsung hingga akhir Oktober mendatang atau bahkan hingga akhir tahun 2023.

Apa Itu El Nino?

Produksi Jadi Maksimal, Fenomena El Nino Jadi Berkah Bagi Pembudidaya Garam di Kabupaten Karawang
Para pembudidaya garam di Kabupaten Karawang, Jawa Barat sedang melakukan panen. Cuaca tahun ini membawa berkah bagi mereka. Foto (istimewa)

Melansir dari DLHK Aceh istilah El Nino berasal dari bahasa Spanyol yang artinya Anak Laki-laki. Istilah ini digunakan untuk menjadi tanda kondisi arus laut hangat tahunan yang mengalir ke arah selatan di sepanjang pesisir Peru dan Ekuador saat menjelang Natal.

Kondisi tersebut sudah muncul berabad-abad yang lalu dan dijuluki sebagai El Nino de Navidad oleh para nelayan Peru. Hangatnya perairan di Amerika Selatan tersebut ternyata mempunyai kaitannya dengan anomali pemanasan lautan yang lebih luas di Samudera Pasifik bagian timur.

Karena hal tersebut curah hujan di beberapa wilayah terdampak akan semakin berkurang dan menyebabkan adanya kekeringan di lokasi tersebut. Cuaca panas juga akan sangat terasa lebih dari biasanya dan menyebabkan banyak sekali dampak-dampak mengerikan salah satunya membuat kering lahan pertanian.

Melansir dari Umsu fenomena ini bisa menyebabkan perubahan pola cuaca secara global terutama berdampak pada iklim di berbagai wilayah di dunia. Adapun salah satunya wilayah Indonesia bisa terdampak melalui fenomena El Nino tersebut.

Penyebab El Nino

Warga Andalkan Lubang Air Kali Cihoe
Seorang anak bersama ibunya mengambil air pada galian sumur di tengah aliran Sungai Cihoe, Kamis (28/9/2023). Warga Desa Sukagalih, Jonggol, Bogor, mengalami kesulitan air bersih di tengah fenomena El Nino yang menyebabkan musim kemarau berkepanjangan. (merdeka.com/Arie Basuki)

Seperti dijelaskan sebelumnya fenomena El Nino terjadi akibat adanya interaksi antara permukaan laut dan atmosfer di Pasifik tropis. Dimana terjadi perubahan suhu muka laut di wilayah tersebut dan mempengaruhi atmosfer di atasnya.

Selain itu perubahan atmosfer juga mempengaruhi perubahan suhu dan arus laut melalui mekanisme umpan balik atau feedback atmosfer-laut. Sistem interaksi atmosfer-laut ini berosilasi antara kondisi hangat (El Nino) atau ke netral atau ke dingin (El Nina).

Fenomena tersebut rata-rata terjadi setiap 3 sampai 5 tahun namun dalam catatan sejarah antar peristiwa bisa terjadi secara bervariasi dari 2 hingga 7 tahun. Biasanya fenomena ini berlangsung sekitar 9-12 bulan namun beberapa kejadian bisa berlangsung lebih lama tergantung dari intensitasnya.

Dampak Fenomena El Nino

Kemarau Panjang Akibat El Nino
Sementara itu, Indonesia bersiap menghadapi dampak fenomena El Nino yang mengakibatkan musim kemarau lebih panjang dari biasanya. (merdeka.com/Arie Basuki)

Dampak fenomena El Nino yang berkepanjangan bisa membuat banyak sekali kerugian yang sangat mengerikan bagi wilayah terdampaknya. Pasalnya saat fenomena ini terjadi curah hujan akan jarang terjadi dan sejumlah wilayah mengalami kekeringan hebat.

Alhasil beberapa wilayah akan mengalami kondisi kekeringan dan keterbatasan air bersih yang sangat dibutuhkan oleh masyarakatnya. Selain itu sektor pertanian akan berdampak sangat besar karena para petani terancam mengalami gagal panen karena kekurangan air.

Selain itu berubahnya kondisi cuaca akibat El Nino akan mempengaruhi persebaran dari penyakit dan hama di antara masyarakat dan tanaman. Pasalnya beberapa penyakit dan hama bisa muncul karena cuaca yang panas dan membuatnya lebih cepat tersebar dan hama-hama bisa merusak tanaman yang mengurangi hasil panen.

Jika sektor pertanian mengalami gangguan akibat dari kekeringan dan cuaca panas maka kebutuhannya akan semakin sulit untuk dihasilkan dan ketidakstabilan pasar akan terdampak. Hal tersenut karena panen mulai berkurang dan banyak yang mengalami kegagalan karena langkanya hasil panen tersebut maka harga bisa mengalami kenaikan dan munculnya ketidakseimbangan antara pasokan dan permintaan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya