Eks PM China Li Keqiang Meninggal Dunia Usai Alami Serangan Jantung

Mantan Perdana Menteri China Li Keqiang dikabarkan meninggal dunia akibat serangan jantung.

oleh Natasa Kumalasah Putri diperbarui 27 Okt 2023, 19:18 WIB
Diterbitkan 27 Okt 2023, 19:18 WIB
China, Jepang, dan Korsel Gelar Pertemuan Bahas Nuklir Korea Utara
Perdana Menteri Cina Li Keqiang saat menghadiri pertemuan puncak tiga negara di Tokyo, Jepang (9/5). Pada pertemuan ini salah satu yang dibahas adalah mengenai program nuklir Korea Utara. (Kim Kyung-Hoon / Pool via AP)

Liputan6.com, Bandung - Mantan Perdana Menteri (PM) China Li Keqiang dikabarkan meninggal dunia di usianya yang ke-68 tahun. Mabar duka tersebut dibagikan langsung oleh media pemerintah setempat pada Jumat (27/10/2023).

Media milik pemerintah China, CCTV News melaporkan jika selama beberapa waktu belakangan Li telah beristirahat di Shanghai. Adapun Li Keqiang dikabarkan meninggal dunia karena serangan jantung.

“Kamerad Li Keqiang, saat beristirahat di Shanghai dalam beberapa hari terakhir, tiba-tiba mengalami serangan jantung pada 26 Oktober,” tulis media CCTV News dikutip dari Antara.

Sosok Li Keqiang sendiri dikenal sebagai seorang birokrat yang mempunyai pemikiran reformis. Ia juga sering disebut-sebut sebagai pemimpin masa depan di China namun kemudian dikalahkan oleh Presiden Xi Jinping.

Li sendiri pernah menjabat sebagai Perdana Menteri (PM) China untuk periode 2013-2023. Ia juga masuk dalam anggota berpengaruh nomor dua di Partai Komunis China yang berkuasa sejak 2012 hingga 2022.

Ketika menjabat sebagai seorang perdana menteri Li mempunyai citra sebagai aparatur yang lebih modern daripada rekan-rekannya yang kaku. Sebagai seorang birokrat Li Keqiang juga diketahui fasih dalam berbahasa Inggris.

Meskipun menunjukan kecenderungan liberal ketika masa mudanya namun Li tetap mengikuti garis Partai Komunis China selama beberapa dekade. Citranya sempat dirusak karena penanganannya terhadap epidemi HIV/AIDS yang berasal dari program donor darah tercemar ketika ia menjadi ketua partai di provinsi Henan.

Profil Li Keqiang

Terima Kunjungan PM China, Jokowi Pamerkan Maskot Asian Games 2018
Presiden Joko Widodo berjalan bersama Perdana Menteri China Li Keqiang saat menyambut kedatangannya di Istana Bogor (7/5). Disela pertemuan tersebut Presiden Jokowi juga memperkenalkan maskot Asian Games 2018. (AFP/Pool/Dita Alangkara)

Mengutip dari Britannica, Li Keqiang lahir pada 1 Juni 1955 di Provinsi Anhui, China Timur Tengah dan ayahnya merupakan pekerja sebagai pejabat setempat. Ayahnya merupakan pejabat kecil Partai Komunis China di Provinsi Anhui yang miskin di China Timur.

Saat itu ia juga pernah dikirim ke pedesaan untuk bekerja sebagai buruh kasar selama Revolusi Kebudayaan China. Li kemudian mendapatkan gelar sarjana hukum usai menempuh pendidikan di Universitas Peking.

Teman-teman sekelasnya sering mengatakan jika Li menganut teori politik Barat dan Liberal serta menerjemahkan sebuah buku tentang hukum yang ditulis oleh hakim dari Inggris. Namun kemudian Li menjadi ortodoks usia dirinya bergabung dalam jajaran pejabat di pertengahan tahun 80an.

Saat itu ia bekerja sebagai birokrat sementara teman-teman sekelasnya melakukan protes di Lapangan Tiananmen pada 1989. Li kemudian naik menjadi pejabat tinggi partai di Henan dan di Provinsi Liaoning di timur laut.

Perjalanan Karier Li Keqiang

Presiden Jokowi mengawali agenda kunjungan kerja di China dengan melakukan pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri (PM) China Li Keqiang
Presiden Jokowi mengawali agenda kunjungan kerja di China dengan melakukan pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri (PM) China Li Keqiang, Selasa (26/7/2022) sore.

Pada 2004, Li dipindahkan ke provinsi Liaoning dan menjabat sebagai sekretaris partai dan juga mengepalai dewan legislatif provinsi. Kemudian pada 2007 ia terpilih menjadi anggota komite tetap Politbiro.

Setahun kemudian Li menjadi wakil perdana menteri China dan di tahun 2013 ia terpilih menjadi perdana menteri China untuk menggantikan Wen Jiabao. Jabatannya sebagai Perdana Menteri berakhir pada 2023 dikarenakan pensiun.

Sosok Li juga dikenal sebagai sosok orang terkuat kedua di China yang sering melakukan perjalanan hingga menjadi tuan rumah pemimpin lain untuk menjaga kemitraan ekonomi dan keamanan di China.

Li bahkan pernah bertemu dengan mantan presiden Amerika Serikat Donald Trump pada November 2017 di Balai Besar Rakyat. Serta menyatakan jika hubungan AS-China mengalami perkembangan positif.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya